Akhirnya pernyataan Ketua mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjadi bola salju yang terus bergulir. Mahfud yang membeberkan dugaan dan kemungkinan yang dipikirkannya mengenai pemberian grasi terpidana kasus narkotika Meirika Franola alias Ola (42), malah menerima tanggapan serius dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
"Saya heran, SBY yang biasanya sangat teliti bisa kecolongan. Saya kenal Pak SBY. Orangnya sangat teliti dan hati-hati," ujar Mahfud, seusai mengisi seminar, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
"Saya menduga memang yang memberi pertimbangan kepada Presiden ini mungkin ada mafianya juga yang melalui pintu-pintu tertentu sehingga bisa meyakinkan orang-orang Presiden bahwa ini harus diberi grasi. Karena saya dengar, MA tidak memberi rekomendasi atas itu," paparnya.
Sudi Silalahi selaku orang yang dekat dengan Presiden SBY, dan "merasa" salah satu orang yang memberi pertimbangan merasa terhina dengan pernyataan Mahfud.
"Saya sangat berkeberatan dan terhina dengan kata-kata saudara Mahfud yang menuduh mafia narkoba sudah masuk ke lingkaran Istana. Suatu tuduhan yang amat keji dan mencemarkan nama lembaga kepresidenan," kata Mensesneg Sudi Silalahi melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Tidak selesai sampai disitu, Sudi pun melemparkan komentar yang menyerang kredibilitas Mahfud dan lembaga MK.
Pernyataan ini disampaikan oleh Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyer Club.
"Pak Sudi bilang, mengapa Pak Mahfud mengumbar masalah grasi ini ke media?" tanya Karni. Padahal, kata Karni lagi, saat Istana mengetahui MK melanggar undang-undang, Pak Sudi tidak pernah mengumbar kepada publik. Namun, dia memberitahukan langsung kepada Mahfud
Mendengar pernyataan itu, Mahfud pun bereaksi keras dan menantang Sudi untuk membuktikan pernyataannya.
"Saya tantang Pak Sudi. Saya akan mundur kalau Pak Sudi bisa membuktikan kapan dia menyampaikan kepada saya. Sebaliknya, bila tak bisa membuktikan saya tantang dia untuk mundur." kata mahfud.
Wah, kondisi politik nasional dan hukum kita semakin panas saja. Setelah Dahlan dan DPR terus saling serang, kini Mahfud dan Sudi juga ikut saling menyerang. Sebuah topik yang menjadi "lumbuing emas" bagi para pencari berita.
Namun, apakah masalah ini hanya akan selesai dalam tatanan diskusi atau salaing menyerang?? Akankah saling menyerang ini dituangkan dalam sebuah proses hukum yang lebih pasti??
Mahfud diberi ruang untuk menyelidiki kemungkinan masuknya mafia narkoba di Istana, dan Sudi membuktikan adanya pelanggaran undang-undang oleh MK. Hal ini perlu dilakukan supaya kisruh politik tidak hanya sekedar wacana tanpa adanya pembuktian.
Semoga Sudi Silalahi sudi menerima tantangan Mahfud dan membuktikan kebenaran pernyataannya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H