Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Deklarasi Damai Pemilukada DKI Jakarta, Siap Terpilih dan Siap Tidak Terpilih?

19 Juni 2012   19:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang sudah-sudah, rutinitas deklarasi damai menjelang pemilukada sebuah daerah wajib dilakukan agar pilkada berjalan dengan aman dan lancar. Hal ini juga dilakukan KPU DKI Jakarta menjelang masa kampanye Pemilukada DKI
Jakarta 2012.

Berdasarkan info detik.com, KPU DKI Jakarta akan menggelar
deklarasi kampanye damai pada 23 Juni 2012.
Deklarasi damai akan diadakan di Plaza Utara
Senayan. Dalam deklarasi ini KPU mengajak para calon untuk siap terpilih dan siap untuk tidak terpilih.

"Deklarasi damai tujuannya adalah mengajak
pasangan calon dan para pendukungnya untuk
berkomitmen siap terpilih dan siap untuk tidak
terpilih. Juga siap menyelenggarkan tahapan
pilgub ini dengan damai," ujar Ketua Pokja
Kampanye, Suhartono, di kantornya, Jalan Budi
Kemuliaan, Jakarta, Selasa, (19/6/2012) malam.

Suhartono menjelaskan bahwa istilah 'siap terpilih dan
siap untuk tidak terpilih' merupakan sengaja dipilih untuk mengubah pola pikir tentang menang atau kalah.

"Kalau siap menang dan siap kalah kan
kesannya win and lose, jadi seolah olah satu
kosong. Nah, ini hanya perubahan bahasa aja,
kesannya lebih baik," kata Suhartono.

Sayangnya, deklarasi damai dalam pemilukada bukanlah jaminan damainya proses pemilukada. Kericuhan pemilukada sering terjadi karena permasalahan yang ada pada pihak penyelenggara pemilukada, dalam hal ini KPUD. Tidak beresnya kinerja KPUD sering membuat para pendukung kandidat kepala daerah menjadi rusuh.

Pemilukada DKI Jakarta sendiri sebenarnya sudah dimulai dengan tidak damai. Kisruh DPT sampai saat ini belum juga diselesaikan KPU DKI Jakarta dengan baik. Padahal 5 kandidat selain pasangan Foke-Nara sudah menolak DPT yang dihitung KPU.

Kisruh DPT ini bahkan sudah masuk dalam laporan kepada polisi. 4 dari 5 tim sukses kandidat cagub dan cawagub yang menolak DPT telah melaporkan Ketua KPU dan Ketua dinas dukcapil sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.

Saya yakin pemilukada akan damai jika penyelenggara pemilukada tidak mengakomodir salah satu kandidat saja. Siapa sih yang mau terima kalau dia tidak terpilih karena dicurangi??

Jadi, kalau mau pemilukada damai dan aman, maka KPUnya harus beres. Deklarasi damai tidak ada gunanya jika pemilukada terindikasi kecurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun