Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indra Azwan, "Singo Edan" Yang Terluka, Simbol Perjuangan Mencari Keadilan

13 Maret 2012   03:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Indra Azwan (53), bisa saja kita kenal bisa saja tidak. Tetapi jika kita diingatkan sebuah kisah perjuangannya yang berjalan dari Malang ke Jakarta, beberapa dari kita akan ingat dengan bapak ini. Indra adalah seorang pencari keadilan yang rela menempuh jarak 887 kilometer demi mendapatkan keadilan atas kasus hukum tabrak lari yang menimpa anaknya, Rifki Andika (12).

Perjalanan Indra kali ini adalah perjalanan yang ketiga. Pada perjalanan yang pertama, yakni Juli-Agustus 2010, Indra ditemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada pertemuan itu Indra dijanjikan bahwa kasusu tersebut akan dituntaskan.

”Dalam sidang kabinet waktu itu, Presiden menugasi mereka dan Kapolri agar kasus Indra dituntaskan,” katanya.

Tetapi setelah bertahun-tahun kasusnya tetap saja tidak tuntas. Alasan kasus ini tidak tuntas adalah karena kasus ini kadaluarsa, yakni melewati waktu 12 tahun sejak kecelakaan tahun 1993 hingga dibukanya sidang tahun 2008. Padahal kasus ini kadaluarsa karena tidak ada niat dari polisi ataupun Detasemen Polisi Militer Malang.

Mungkin ini bukanlah kasus korupsi besar, tetapi perjuangan Indra adalah bukti bahwa keadilan masih belum berpihak kepada rakyat kecil. Keadilan berpihak kepada penguasa, orang berduit, dan mereka yang berpangkat. Kasus tabrak lari seorang perwira polisi pun bisa hilang begitu saja. Padahal akibat dari perbuatannya telah menghilangkan nyawa seorang anak dan merusak masa depan sebuah keluarga.

Indra pada perjalanannya kali ini berniat kembali mencari keadilan kepada Presiden dan sekalian mengembalikan uang 25 juta yang pernah diberikan Presiden. Indra hanya butuh keadilan. Yang salah dihukum bukan dibebaskan.

”Bukan amplop ini yang saya cari. Saya menginginkan keadilan untuk kasus anak saya.”

Ya, Indra memang "Singo Edan" sejati. Seperti seekor singa yang terluka, Indra mencari keadilan untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Singo Edan ojok digarai! Nek digarai, ngerti dhewe akibate!” Ungkap Indra.

Salam Perjuangan mencari Keadilan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun