Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah Kotoran Anggota Dewan...

6 Januari 2012   11:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maaf jika sekali lagi tulisan saya agak jorok. Saya harap semua kita bisa memahami kejorokan saya. Dalam perut seorang anggota dewan berkumpulah sisa-sisa makanan yang telah dimakan seorang anggota dewan. Mulai dari makanan yang mahal sampai yang murah. Semua mulai menumpuk menjadi satu. Entahlah apakah makanannya dibeli dari uang haram atau halal. Mulailah mulas perut sang anggota dewan dan mulai beranjak ke toilet. Biasalah ingin buang hajat. Dalam perjalanan sang anggota dewan terjadilah diskusi antara sesama kotoran di dalam usus sang anggota dewan. Mengapa bisa terjadi keributan?? Inilah kisahnya. "Hey kamu duluan saja turun!! aku mau menunggu kloset baru!!" kata satu kotoran. "Ga mau. Aku baru sampai. Kalian saja duluan!!" Seru kotoran yang lain. "Bah!! Melawan senior kau ya!! Turun cepat!!" Seru kotoran yang paling lama bertahan. Semua kotoran pun saling dorong-mendorong. Mereka berdesakan bukan karena ingin keluar dengan segera, tetapi bertahan demi menikmati kloset baru di gedung DPR. Inilah contoh kloset yang ingin mereka nikmati. Itulah sekilas tentang anggota dewan kita. Sudah orangnya doyan kemewahan. Kotorannya pun ikut-ikutan tingkah tuannya. Parah!! Selamat Sore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun