Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah Ditolak, Tuti akan Segera Dipancung, Masihkah Kita Mengirim TKI ke Arab?

11 November 2011   07:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:48 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak bisa dipungkiri ketidakmampuan pemerintah membuka lapangan pekerjaan, adalah salah satu penyebab kematian para TKI kita diluar negeri. Jika saja pemerintah mampu menyediakan pekerjaan, mungkin Ruyati tidak akan pernah dipancung. Nasib Ruyati sepertinya akan diikuti oleh Tuti Tursilawati (27), tenaga kerja Indonesia asal Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat.

Kompas.com memberitakan bahwa nasib Tuti di ujung tanduk. Hal ini karena keluarga mantan majikan Tuti di Arab Saudi tidak mau memberi pengampunan. Pasalnya, keluarga korban tak bersedia menerima perwakilan Pemerintah Indonesia. Tuti divonis mati oleh pengadilan di Arab Saudi pada Juni 2011 dengan tuduhan membunuh majikannya.

Pembunuhan sendiri dilakukan tak disengaja lantaran Tuti membela diri dari upaya pemerkosaan majikannya. Selama bekerja di rumah majikan itu, Tuti kerap mendapat pelecehan seksual hingga pemerkosaan. Parahny Tuti juga diperkosa oleh 9 pria ketika kabur ke tempat temannya. Hukuman bagi pemerkosa? Hanya 9 bulan.

Perlakuan warga Arab Saudi terhadap para pembantunya sudah diketahui oleh semua orang. Bagi orang arab, pembantu itu seperti budak. Bahkan majikan bisa melakukan apa pun kepada pembantu sesukanya. Apalagi hukum dan budaya di Arab juga sangat memihak kepada warganya. Kenekatan TKI kita untuk tetap ke Arab tentu saja karena di Indonesia mereka tidak mendapat pekerjaan. Padahal di Arab mereka tidak digaji dan malah menemui ajal.

Pengalaman ini kiranya membuat pemerintah menetapkan pelarangan pengiriman TKI sebagai pembantu. Lalu membuka banyak lapangan pekerjaan. Pengiriman TKI ke Arab sama saja mengirim WNI ke tempat pembantaian. Kecuali sistem hukum dan budaya disana berubah.

Saya berharap Tuti mendapat pengampunan, walau hampir mustahil. Tetapi jikalau Tuti pun dipancung, jangan pernah salahkan Arab. Salahkan mengapa WNI kita dikirim kesana sebagai pembantu.

Selamat Siang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun