Sebagai orang Kristen, kata orang sudah sepatutnya saya memilih orang kristen atau setidaknya yang punya garis kekristenan sebagai pemimpin negara, sama seperti saudara saya muslim yang juga katanya sudah sepatutnya memilih seseorang seorang muslim. Tetapi saya punya prinsip yang berbeda, saya memilih seseorang bukan karena agama dan kerajinannya beribadah melainkan karena ketaatannya menjalankan keagamaannya dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara.
Keagamaan dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara yang saya maksud adalah menjadi berkat dan bermanfaat bagi semua orang di Indonesia tanpa memandang suku dan agamanya. Karena agama harusnya hadir untuk mensejahterakan dan memanusiakan manusia. Tanpa itu, maka agama gagal dalam implementasinya.
Orang Kristen harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Muslim yang saya ketahui haruslah Islam yang rahmatan lil alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Begitu juga yang saya yakini dengan agama2 lainnya. Selalu menuntut umatnya menjadi berkat bagi dunia dan sesamanya.
Itulah mengapa saya lebih memilih Jokowi dibandingkan Prabowo, meski Prabowo punya Ibu Kristen dan adik yang Kristen. Bagi saya, Jokowi lebih taat dalam keagamaannya dibandingkan Prabowo. Prabowo dari info yang saya cari belum pernah sekalipun menggunakan gelar haji di depan namanya dalam berbagai kesempatan, meski menurut Ketua Umum Gerindra Suhardi, Prabowo pernah menjalankan ritual Islam. "Dia pernah naik haji bersama Pak Harto, mertuanya." (Tempo.co)
Jokowi dalam setiap kesempatan selalu menggunakan gelar hajinya di setiap kesempatan. Jokowi bercerita bahwa ia pertama kali naik haji pada tahun 2003, dan sesudahnya umrah minimal empat kali. Meski begitu tetap saja ada yang meragukan dan mengartikan huruf H sebagai Herbertus.
Menurut saya Jokowi adalah seorang muslim dan haji yang taat. Ketaatan yang saya lihat karena dia sangat mengasihi semua orang Indonesia tanpa memandang suku dan agama. Tidak keberatan berpasangan dengan orang Kristen dan Cina dalam memimpin daerah. Tidak canggung bergaul dengan orang yang berbeda suku dan agama serta selalu menolong yang miskin dan tertindas. Konsisten hadir di tengah-tengah orang kecil dan kumuh tanpa takut menjadi kotor dan bau bersama mereka.
10 tahun pemerintahan SBY, kehadiran seorang pemimpin yang bersentuhan langsung dengan rakyat jarang kita lihat. Terlalu simbolis dan seremonial kedekatan yang terjadi. 10 tahun kita tidak melihat seorang pemimpin yang melayani rakyat, melainkan raja yang harus dilayani. Wajar karena beliau hasil didikan militer yang tidak kenal pemimpin yang melayani, melainkan pemimpin yang otoriter dan diktator. Bawahan harus nurut tanpa boleh membantah.
Kini kita diberikan pilihan seorang pemimpin yang melayani. Pemimpin yang terus hadir di tengah-tengah rakyat dalam arti sebenarnya. Pemimpin yang intin membawa rahmat dan kesejahteraan bagi rakyat, binatang, tumbuhan, dan semua yang ada di bumi. Dilakukan dengan sikap rendah hati dan melayani.
Saya memilih Jokowi karena dia muslim yang taat, rendah hati, dan melayani. Saya berharap anda juga ikut memioih Jokowi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H