Mohon tunggu...
Palti Siahaan
Palti Siahaan Mohon Tunggu... -

hidup tak akan indah bila tiada tantangan..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Keanehan Kasus Suap Gubernur Riau Annas Maa'mun

27 September 2014   00:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:21 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekspos kasus dugaan menerima suap yang dilakukan Gubernur Riau Annas Maa'mun menimbulkan pertanyaan yang mendasar. Pertanyaan mendasar ini muncul karena ada sedikit keanehan atas ekspos yang dilakukan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam ekspos yang dilakukan pihak KPK, disebutkan barang bukti berupa uang yang disita sekitar Rp 2 miliar, dalam bentuk pecahan dolar Singapura, dolar Amerika dan rupiah. Selain itu juga ditemukan uang sebesar USD 300 ribu dari penangkapan tersebut.
Suap ini dilakukan berkaitan dengan proses alih fungsi hutan untuk kebun kelapa sawit seluas 140 hektare.
KPK pun sudah menetapkan dua orang sebagai tersangka, dari sembilan orang hasil operasi tangkap tangan. Dua orang tersebut yakni Gubernur Riau Annas Maa'mun sebagai penerima suap dan Gulat Medali Manurung sebagi pemberi suap.
Seperti yang diberitakan Kompas.com, penuturan Ketua KPK Abraham Samad, Gulat yang menjabat sebagai ketua DPW Asosiasi Petani Kepala Sawit (Apkasindo) Riau menginginkan lahan sawitnya seluas 140 hektare dialih fungsikan. Status lahan yang masuk ketegori hutan tanam industri dikeluarkan dan masuk ke area APL peruntukan Gulat.
Keanehannya terletak dari status Gulat Medali Manurung yang dijadikan sebagai pemberi suap. Disinilah letak keanehan kasus ini.
Sebagian warga Riau sudah mengenal hubungan Gulat dengan Gubri Annas Maa'mun. Terutama saat kampanye Pilkada Riau, setelah Annas Maa'mun terpilih dan setelah Annas Maa'mun memimpin Riau sejak Februari lalu.
Gulat sendiri merupakan tim sukses Annas Maa'mun. Bahkan Gulat disebut sebagi ring I Annas Maa'mun. Hubungan keduanya sangat dekat.
Pertanyaan mendasar, kalau pun toh Gulat akan memberikan suap kepada Annas Maa'mun, kenapa harus di Jakarta. Sebab keduanya juga tinggal di Pekanbaru. Transaksi di Pekanbaru lebih aman dari pada di Jakarta. Kenapa harus pergi jauh - jauh ke Jakarta untuk melakukan transaksi suap?
Selain itu, apakah lazim mantan tim sukses menyuap orang yang sudah dibantunya untuk menduduki jabatan Gubernur?
KPK harus mendalami kasus ini agar tidak ada lagi muncul keanehan dalam kasus ini. KPK juga transparan dalam menyampaikan informasi tentang kasus ini.
Apakah Gubernur Annas Maa'mun yang menerima suap atau akan menyuap? Ini juga harus bisa dijawab KPK mengingat sebelum kasus operasi tangkap tangan ini, Gubernur Annas Maa'mun terjerat kasus duagaan pelecehan seksual. Kasus ini pun sedang ditangani Mabes Polri. Atau Gulat hanya sebagai perantara pengusaha yang lain? Pertanyaan hal mendasar ini harus segera di jawab KPK.

[caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="www.goriau.com"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun