Mohon tunggu...
Paloma BlancaE
Paloma BlancaE Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Farmasi Universitas Airlangga dengan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Modernisasi Jamu, Apakah Baik?

4 Juli 2022   23:16 Diperbarui: 4 Juli 2022   23:58 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penjualan jamu kekinian semakin dikenal karena menggunakan pemasaran secara modern. Seperti penjualan melalui akun sosial media dan online shop. Selain itu saat ini mulai berkembang caf jamu sehingga masyarakat bisa mengkonsumsi jamu sembari bercengkrama seperti layaknya fungsi jamu terdahulu. Upaya ini dilakukan agar nantinya pengkonsumsian jamu bisa kembali menjadi kebiasaan di tengah masyarakat Indonesia.

Modernisasi jamu sebagai upaya meningkatkan konsumsi jamu dikalangan masyarakat Indonesia merupakan tujuan yang baik. Namun, modernisasi juga menyebakan dampak negatif bagi inovasi tersebut. 

Jamu sebagai obat terstandar memiliki rasa yang sangat kuat. Tidak semua orang dapat menerima atau mau mengkonsumsi obat - obatan yang terkenal memiliki rasa yang pahit. 

Penggunaan pengawet sebagai bahan tambahan dan dosis bahan aktif yang tinggi pada obat-obatan herbal bila tidak dibarengi dengan aturan pakai yang benar dapat membahayakan pasien itu sendiri.

Bahan tambahan pada jamu kekinian dapat menambah cita rasa jamu. Namun, penambahan bahan tersebut memiliki potensi menurunkan khasiat jamu. Penambahan zat kimia lain pada bahan aktif berpotensi menyebabkan terjadinya reaksi. Perbandingan jumlah bahan tambahan dengan kosentrat atau larutan jamu juga perlu diperhatikan. 

Bahan tambahan yang terlalu banyak bisa menyebabkan konsentrasi bahan aktif yang terlalu kecil sehingga kurang memberi manfaat. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penakaran dan aturan penggunaan kadar bahan tambahan agar jamu tetap memiliki manfaat.

Jamu kekinian idealnya memiliki aturan pengkonsumsian untuk menjaga khasiatnya dan  menghindari efek samping yang timbul. Beberapa bahan herbal tidak boleh dikonsumsi berbarengan karena bisa saling mematikan manfaat kedua bahan. 

Bahan herbal tertentu tidak boleh dikonsumsi dalam keadaan perut kosong atau dikonsumsi oleh penderita penyakit tertentu. Contohnya herbal jahe-jahean seperti jahe atau jahe merah terkenal memiliki rasa yang pedas. Sehingga, bila dikonsumsi dalam keadaan perut kosong bisa memicu naiknya asam lambung.

Baik perkembangan jamu sebagai obat maupun sebagai minuman modern memiliki tujuan yang baik. Modernisasi jamu memiliki potensi untuk kembali menaikkan popularitas jamu tidak hanya di negara Indonesia namun juga secara internasional. Jika modernisasi jamu tidak dibarengi dengan perkembangan ilmu dan edukasi bisa menjadi boomerang bagi konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun