Ini merupakan kunjunga saya yang entah ke berapa kali ke Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Ada banyak tempat wisata yang berada di seputaran kota Makassar. Sebut saja Pantai Losari dan Pantai Akarena sebagai contoh. Selain wisata pantai, ada juga tempat wisata kuliner, atau wisata belanja di Somba Opu. Namun ada satu wisata sejarah yang sangat sayang kalau tidak dikunjungi. Tempat itu bernama Benteng Fort Rotterdam.
Selama beberapa kali ke Kota Makassar, seingat saya, saya sudah tiga kali berkunjung ke Fort Rotterdam. Namun baru kali inilah saya menulis tentang benteng tersebut. Sebagaimana janji saya pada tulisan saya di Kompasiana (Menulislah https://www.kompasiana.com/palge/5d3323770d823026406bb695/menulislah), saya harus menulis. Maka dengan semua keterbatasan yang saya miliki saya menulis kunjungan saya ke Benteng Fort Rotterdam pada kesempatan ini.
Benteng yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 ini terbuka untuk umum sejak pagi hari. Saya dan teman saya tiba di pelataran Benteng sekitar pukul 08.00 pagi. Setelah menuliskan nama di buku tamu, kami disapa oleh seorang pemandu wisata, yang menawarkan jasa memandu kami untuk mengetahui lebih banyak tentang Benteng Fort Rotterdam. Dengan sopan kami berkata bahwa kami hanya berkeliling sebentar dan hanya akan mengambil beberapa gambar saja.
Berdasarkan penelusuran saya sebelumnya di Wikipedia.org, saya mengetahui bahwa nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang. Namun pada saat Belanda menempati benteng ini, setelah Kerajaan Gowa menyerahkan benteng ini kepada Belanda, namanya diubah menjadi Fort Rotterdam oleh Cornelis Speelman. Pemilihan nama ini mungkin untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Selanjutnya benteng ini digunakan Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Terima kasih teman ku atas foto-foto yang indah hasil jepretan HP mu..