Mohon tunggu...
palge
palge Mohon Tunggu... Wiraswasta - petik pelajaran dari masa lau

menulis lah.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaafkan, Perlu Hati Sedalam Palung Mariana dan Seluas Samudera Pasifik

12 Juli 2019   23:13 Diperbarui: 12 Juli 2019   23:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I'm comin' home, I've done my time
Now I've got to know what is and isn't mine
If you received my letter telling you I'd soon be free
Then you'll know just what to do
If you still want me, if you still want me

Whoa, tie a yellow ribbon 'round the ole oak tree
It's been three long years, do you still want me?
If I don't see a ribbon round the ole oak tree
I'll stay on the bus, forget about us, put the blame on me
If I don't see a yellow ribbon 'round the ole oak tree

Bus driver, please look for me
'Cause I couldn't bear to see what I might see
I'm really still in prison and my love, she holds the key
A simple yellow ribbon's what I need to set me free
And I wrote and told her please

Whoa, tie a yellow ribbon 'round the ole oak tree
It's been three long years, do you still want me?
If I don't see a ribbon round the ole oak tree
I'll stay on the bus, forget about us, put the blame on me
If I don't see a yellow ribbon 'round the ole oak tree

Now the whole damned bus is cheerin'
And I can't believe I see

A hundred yellow ribbons round the ole oak tree
I'm comin' home

Bagi sebagian kita, lirik lagu di atas mungkin sudah tidak asing. Ya, itu adalah lirik lagu 'Tie A Yellow Ribbon Round The Ole Oak Tree'. Kisah dibalik terciptanya lagu itu banyak bersileweran di laman mbah google. Konon, kisah tersebut terinspirasi dari kisah nyata. Begini ceritanya.

Ada seseorang laki-laki yang tidak memperlakukan pasangannya dengan baik. Sehingga suatu hari, karena kejahatan yang dilakukannya, dia ditangkap polisi dan dipenjarakan selama 3 tahun. Di dalam penjara, dia mulai menyadari akan kesalahan yang dibuatnya selama ini terhadap pasangannya. Namun dia ragu apakah pasangannya masih berkenan memaafkan segala kesalahannya atau tidak.

Menjelang kebebasannya dari penjara, dia menulis sepucuk surat kepada pasangannya, seperti ini : "Sayangku, engkau tidak perlu menunggu aku. Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukah kau nyatakan? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon Ek yang berada di pusat kota.

Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju kota berikutnya, dan aku berjanji tidak akan pernah lagi menganggu engkau seumur hidupku."

Tibalah saatnya dia bebas dari kurungan jeruji besi. Dia menjadi sangat gelisah dan gugup karena tidak pernah menerima balasan surat dari pasangannya, bahkan dia tidak tahu apakah surat itu sampai atau tidak. Dan seandainya pun sampai, dia juga tidak tahu apakah pasangannya bersedia memaafkannya atau tidak.

Di dalam perjalanan, dia menceritakan kisahnya kepada seisi bis. Semua penumpang bis menjadi sangat antusias mendengar ceritanya, sehingga mereka meminta sang supir untuk melambatkan bisnya pada saat akan melewati satu-satunya pohon Ek yang berada di pusat kota.  Apa yang dia dan seluruh penumpang bis lihat ketika melewati pohon Ek tersebut, ternyata sangat mengagetkan mereka.

Mereka tidak melihat sehelai pita kuning, tidak sehelai,.....tetapi mereka melihat ratusan helai pita kuning yang diikatkan pada pohon Ek tersebut. Seluruh pohon itu penuh dengan ikatan pita kuning. Saking senangnya, sang sopir bis langsung menelpon surat kabar setempat dan menceritakan kisah ini.

Selanjunya, terispirasi dari kisah tersebut, dua orang pencipta lagu, yaitu Irwinn Levine dan Russell Brown menuliskan kisah ini menjadi lagu, "Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree". Dan ketika album ini di-rilis, langsung menjadi hits pada bulan April 1973 di Amerika.

Memperhatikan cerita di atas, barangkali kita akan merenungkan sesosok pribadi pemaaf dibalik kisah terciptanya lagu tersebut. Ya, tentulah pasangan si laki-laki itu. Dia tidak mengingat-ingat kesalahan dan kekurangan pasangannya, malah sebaliknya dia melupakan semua itu dan memaafkannya.

Dalam kehidupan, sebagai manusia barangkali pernahlah kita merasakan kecewa, kesal, atau bahkan marah karena sikap orang lain atau sahabat yang tidak baik pada kita. Kita menjadi susah untuk memafkan. Tetapi ketika kita mau membuka hati kita untuk memaafkan, itu artinya kita menyadari bahwa kita adalah mahluk yang tidak sempurna, yang pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidup, yang bisa menyakiti atau membuat orang lain terluka hatinya. Ketika kita memaafkan kita menyadari bahwa dibalik setiap kesalahan akan ada hikmah atau kebaikan yang bisa diambil.

Pasangan si Laki-laki menyadari bahwa memaafkan bukan kelemahan, tapi justru merupakan bentuk sebuah keberanian. Keberanian untuk melapangkan hati, keberanian untuk menerima kenyataan bahwa seseorang yang hari ini kita maafkan mungkin akan mengulangi kesalahannya suatu hari kelak.

Dia menyadari bahwa memaafkan sama artinya dengan mengasihi. Secara tidak langsung dia mungkin ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pasangannya. Dia sedang belajar menjadi pribadi yang lebih matang, memahami situasi tidak menyenangkan yang dia hadapi. Melihat masalah dari berbagai sudut dan belajar untuk mengurai rasa sedih, marah, atau kecewa yang dia rasakan.

Memang tidak mudah untuk memaafkan, apalagi kalau kesalahan telah dilakukan berulangkali. Seperti judul tulisan ini diperlukan hati sedalam Palung Mariana dan seluas Samudera Pasifik untuk dapat memafkan dengan iklas. Tidak mudah memang, tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin.

Akhirnya lagu 'Tie A Yellow Ribbon Round The Ole Oak Tree' memang enak didengar dan mengandung makna yang dalam tentang hubungan sepasang manusia : kesetiaan dan kesediaan untuk memaafkan.

Kota Jambi, 12 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun