Ku dudukan aku pada kursi tua itu
Segelas kopi hitam tenang menemaniku
dirinya siap untuk diseruput
 aku menikmati kesendirian dan aroma penghilang frustrasi dari teman di sampingku itu.
Sembari menghangatkan diri pada terpaan sinar kejinggaan senja
Sesekali aku menyeruput seteguk-demi seteguk temanku sang kopi hitam itu sambil menghadirkan Estetika karya Sang Pelukis senja itu.
Dari silauan sang senja lahirkan kenangan,
 senyum, rindu, bahkan air mata.
 ketika kau datang secara perlahan, lalu  menghilang tiba -tiba
 sungguh sesak...Â
Betapa kau gores hatiku dan mengguyurku dengan romantisme.
Saat tersadar aku diselimuti remangnya malam
yang menyisakan hampa dan hopless
maski kau janjikan awal baru tapi aku tau
bahwa engkau tak pernah memintaku untuk menunggumu tapi aku selalu merindukanmu.
Sejenak terlintas dalam pikiranku terkadang kau membuatku baper sesaat.
tapi satu hal yang pasti  Aku Adalah sang pemburu Momen, Inspirasi, ketenangan.
Aku bukan pemburu rupiah atau dolar
Juga ketika aku duduk pada tempat dudukku aku bukanlah alumnus pencari  kedudukan
aku merindu dirimu itu bukan semata pelarian mencari ketenangan semu.
Senja hadirmu membuatku damai juga kepada semua yang menatapmu  dan kepergianmu selalu membuatku dan mereka rindu untuk selalu berada dalam dekapanMu
Tuesday, 08 December 2020
23.24
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H