Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh
Kembali ke Betlehem, Sebuah Refleksi Natal
Kesederhanaan Perayaan Natal Sekolah Minggu di Kampung
Natal dalam Kesederhanaan nan Penuh Sukacita dan Damai
Sukacita Natal: Menyambut Raja Damai di Hati Kita
Balige, Kota Betlehem di Tanah Batak
Kamu pasti suka!
Palah Suwandi
Palah Suwandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Ilmu Komunikasi

Saya adalah mahasiswa semester 5 Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Jurnalistik. Saya memiliki minat dalam dunia media dan pemberitaan, serta terus mengembangkan kemampuan menulis, meliput, dan menganalisis untuk menjadi jurnalis yang andal dan informatif. Memiliki pengalaman organisasi, pengelolaan media sosial, serta manajerial bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Opini Berbeda : Membuka Wawasan atau Memecah Belah?

26 Desember 2024   19:26 Diperbarui: 26 Desember 2024   19:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dampak negatif dari tekanan media sosial terhadap individu. ( Sumber : id.pinterest.com )
Ilustrasi dampak negatif dari tekanan media sosial terhadap individu. ( Sumber : id.pinterest.com )
Ilustrasi dampak negatif dari tekanan media sosial terhadap individu. ( Sumber : id.pinterest.com )
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, pengguna media sosial perlu belajar menghargai perbedaan. Dialog yang sehat harus diutamakan, dengan menghindari ujaran kebencian dan hoaks. Dengan demikian, media sosial dapat berfungsi sebagai ruang yang memperkaya wawasan, bukan sebagai alat yang memecah belah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

sosial

media

masyarakat

media sosial

humaniora
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.