Rekapitulasi jumlah suara pileg 2014 sudah mendekati akhir. Semakin tergambar jelas siapa sajacaleg yang bisa melenggang untuk duduk di kursi dewan dan siapa saja yang harus siap-siap bersedih, berduka bahkan mungkin harus pergi ke konsultan medis maupun psikologis untuk menenangkan diri. Begitulah sebuah kompetisi ada yang gembira karena berhasil meraih tujuan dan merasa sedih akibat tersisih.
Bagaimana nasib para incumbent? Sebagian masih aman untuk meluncur ke senayan namun ada pula nama-nama besar yang tidak dipercaya lagi para konstituennya sehingga suaranya tidak mencukupi untuk mewakili salah satu dapil. Mungkin karena dia kalah mempromosikan “jualannya”, atau merasa kalah jumlah uang yang dibagikan bahkan bisa jadi hal itu hukuman karena tingkah laku dan tindak tanduknya lima tahun kemarin selama menjabat menjadi anggota dewan perwakilan rakyat.
Jika anggota dewan yang baru sudah jelas akan dilantik maka demikian pula pejabat lama akan mengakhiri tugasnya. Apakah para anggota dewan yang sebentar lagi periodenya akan selesai sudah melakukan evaluasi diri atas kinerjanya sendiri selama menjabat? Atau mereka berfikir pileg kemarin merupakan evaluasi yang adil dan transparan dari kinerjanya? Jika dia terpilih maka masyarakatnya menganggap oke kinerjanya, demikian juga sebaliknya kalau kalah sehingga tidak terpilih lagi jelas sudah kinerjanya amburadul.
Namun seharusnya mereka menginggat-ingat kembali janji-janji manis lima tahun lalu kepada setiap orang yang ditemui, dan massa yang dikumpulkan bahwa nanti jika terpilih akan begini dan akan begitu. Tapi apakah mereka ingat semua ucapannya? Bukankah politisi memang biasa menjanjikan sesuatu kepada orang lain agar masyarakat terpikat? Tapi pastilah ada yang diingat jika tidak bisa ingat semuanya. Atau bisa minta bantuan para wartawan untuk membongkar-bongkar data lama di kantor sapa tahu masih ada file-file ketika mereka sedang berorasi dan didepan konstituennya.
Maka silahkan dilihat berapa persen dari janji-janji mereka kepada rakyat bisa dipenuhi. Sampaikan kepada masyarakat janji-janji yang sudah dipenuhi dan minta maaf kalau lebih banyak janji mereka belum bisa ditunaikan. Kumpulkan lagi orang-orang yang dulu hadir ketika mempresentasikan programnya biar mendengar sendiri laporan pertangungg jawabannya. Mungkin sebagian mereka akan berkata begini: “Maaf rakyat..... banyak janji saya tidak terpenuhi karena saya sendiri jarang hadir rapat karena sibuk kunjungan kerja ke luar negeri”, Maaf juga kalaupun hadir kadang-kadang juga tidur di ruang rapat karena malamnya baru datang dari luar kota atau luar negeri, Maaf juga kalau pernah melihat saya waktu rapat asyik sendiri main gadget atau bahkan terlihat melihat tayangan hot melalui HP, maafkan saya ya...... hukumlah saya.......
Tapi kira-kira ada tidak anggota dewan sekarang yang mau berbuat begitu? terlebih jika perolehan suaranya pada pileg kemarin gagal mengantarkannya kembali berkantor di senayan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H