Ole Gunnar Solksjaer dan Mikel Arteta. Dua nama yang selalu menjadi sorotan di setiap musim kompetisi English Premier League (EPL). Sejak Ole dipercaya menjadi pengganti Mourinho untuk melatih Manchester United dan Arteta dipercaya penuh untuk melatih Arsenal, keduanya seperti adu kesaktian. Bukan adu kepiawaian dalam meracik strategi di timnya masing-masing, tetapi adu kuat dari ancaman pemecatan. Ibarat pendekar, Ole dan  adalah sosok yang memiliki ilmu rawa rontek atau pancasona. Dengan kesaktiannya itu mereka hingga kini terselamatkan meski di media sosial sudah terjadi persaingan sengit antara hashtag Arteta Out dan Ole Out.Â
Kesaktian Arteta
Desakan agar pemilik klub memecat Arteta mulai kencang sejak Arsenal melakoni English Premier League (EPL) musim 2020 -- 2021. Â Di klasemen akhir, Arsenal finish di peringkat ke 8 dan gagal lolos ke liga malam Jumat. Namun pemilik dan jajaran direksi klub yang berhome base di Emirates Stadium ini ternyata masih sayang Arteta sehingga amanlah kedudukan sang manajer. Para gooners (sebutan fans Arsenal) makin dibuat gemas karena tidak ada nama-nama besar yang didatangkan sehingga Arsenal dipandang tidak cukup mampu bersaing dengan klub-klub semacam Chelsea, Manchester City ataupun Manchester United.
Hashtag dan teriakan Arteta Out akhirnya kembali nyaring disuarakan setelah Arsenal mengalami start buruk. Hingga pekan ketiga, Arsenal nyungsep di peringkat terbawah setelah meraih zero poin. Diawali dengan hasil memalukan kalah 3 -- 0 dari klub promosi Brighton, derita Arsenal diperparah setelah mendapat pelajaran bermain bola yang baik dan benar dari Chelsea dan Man City. Total selama tiga laga itu, Arsenal kenyang kebobolan sebelas kali tanpa pernah bisa membobol lawan.
Istirahat kompetisi akibat laga tim nasional dimanfaatkan Arteta untuk bertapa guna memulihkan kesaktiannya yang sempat ancur-ancuran. Arteta paham benar bahwa timnya sedang sekarat dan posisinya terancam. Berbagai nama pelatih top sudah mulai dirumorkan akan menjadi suksesor, seperti Antonio Conte, Zinedine Zidane, Â Brendan Rodgers dan juga eks Dortmund, Lucian Favre. Di luar nama tersebut, Arsene Wenger pun tertarik untuk "balikan".
Namun begitulah faktanya. Kesaktian Arteta mulai memancar sejak menapaki pekan keempat. Tiga poin yang dirindukan itu datang  juga setelah meraih kemenangan 1 -- 0 atas Norwich. Sejak itulah Arsenal sudah tidak ngelawak lagi, mulai rajin menabung poin dan akhirnya merangsek ke papan tengah dan membuka peluang untuk kembali ke liga malam Jumat. Desakan Arteta out mereda.
Kesaktian Ole
Masih ingat dengan satire dalam bentuk hashtag Semua Sayang Ole? Inilah bentuk kegemasan fans Manchester United terhadap para petinggi klub tersebut yang terus memberi kepercayaan kepada si "baby face"Â selama mengarungi EPL musim lalu. Padahal Ole gagal mendatangkan gelar juara. Prestasi terbaiknya hanya membawa Man United menjadi runner up UEFA European League setelah di final kalah dari Villareal. Untungnya, Ole masih punya posisi tawar cukup baik berupa posisi kedua di klasemen akhir EPL sehingga terselamatkan dari pemecatan.
Masuk musim ini, kursi Ole kembali memanas dan bahkan membara setelah Man United babak belur dari Liverpool. Mungkin sulit bagi fans The Red Devils bisa melupakan tragedi kekalahan 0 -5 di Old Trafford Stadium dari The Reds yang dimotori Mohammed Salah. Begitu panasnya kursi Ole sampai membuat Sir Alex Ferguson turun gunung menyelamatkan Ole. Padahal kasak-kusuk sudah beredar. Konon sudah disiapkan satu nama untuk menggantikan pahlawan Man United di final Champions League 1999 itu. Nama itu adalah Antonio Conte. Namun dengan cerdasnya Sir Alex mengatakan bahwa ia lebih tertarik melihat Man United ditangani Maurichio Pochettino yang sedang melatih Paris Saint Germain. Jelas tidak mungkin mendatangkan Pochetino saat ini. Apa maknanya? Fergie ingin Ole stay setifaknya sampai akhir musim.
Situasi panas sempat mereda berkat kemenangan yang diraih Man United atas tuan rumah Tottenham Hotspurs. Perkembangan selanjutnya, justru pelatih Spurs yang dipecat dan justru Conte yang direkrut untuk menggantikan. Semakin tenanglah Ole karena nama-nama pelatih top tidak ada lagi yang menganggur. Sebenarnya masih ada Zidane namun yang bersangkutan sudah menyatakan tidak berminat.Â
Namun kesaktian Ole kembali diuji. Lagi-lagi, di hadapan pendukungnya sendiri Manchester United dibuat mainan oleh rival sekotanya, si tetangga berisik, Manchester City. Kalau bukan karena David De Gea, mungkin skor kekalahan Man United bisa lebih parah daripada saat dihantam Liverpool. Untunglah hanya dua gol yang bersarang. Namun secara permainan, sama sekali tidak terlihat karakter sebagai klub besar pada diri pemain Manchester United. Lalu bagaimana nasib Ole kali ini?
Ole dan Arteta Dalam Pusaran CocokologiÂ
Menurut ilmu cocokologi, kesaktian Arteta sebenarnya lebih dipengaruhi karena sulitnya menemukan pengganti yang pas untuk menduduki kursi tactician Arsenal. Untuk bisa menjadi pelatih di klub tersebut, reputasi mentereng tidaklah cukup. Apalagi jika hanya mengandalkan status legenda klub. Ada satu syarat yang tidak dimiliki oleh mereka yang digosipkan akan menjadi pelatih Arsenal. Syarat itu adalah kedekatan nama dengan identitas Arsenal. Sederhananya, nama pelatih Arsenal harus ada bau Arsenal.
Tengok sejarahnya sejak Arsene Wenger. Arsene dan Arsenal benar-benar pasangan serasi bahkan seperti sudah identik. Arsene is Arsenal, Arsenal is Arsene. Keserasian itu dibuktikan dengan perjalanan Arsene di Arsenal selama 22 tahun sejak 1996. Â Selama itu pula Arsene membawa Arsenal meraih tujuh gelar juara FA Cup, tujuh kali juara Community Shield, Â tiga gelar juara EPL.Â
Kursi kepelatihan dilanjutkan oleh Unai Emery. Bisa jadi, ketertarikan owner Arsenal terhadap sosok Emery selain disebabkan reputasi dan filosofi strateginya, juga disebabkan nama Emery yang mendekati nama stadion mereka yaitu Emirates. Sayangnya Emery ternyata tidak bertahan lama di Arsenal dan hanya mampu membawa klub meraih posisi kedua liga malam Jumat 2018 -- 2019.
Emery out, masuklah Arteta. Memang kesamaan namanya dengan identitas klub hanya ada di huruf saja yaitu Ar, Arteta dan Arsenal. Namun kesamaan dua huruf itu sudah cukup membuat Arteta masih bisa dipertahankan, setidaknya sampai ada calon pengganti yang memenuhi syarat khusus tersebut.
Bila kesempatan untuk Arteta habis, berdasarkan ilmu cocokologi tadi, mungkin owner Arsenal bisa mempertimbangkan satu nama yang memenuhi kriteria berpengalaman melatih klub besar dan memiliki nama yang beraroma Arsenal. Tentu Arsenal tidak bisa berharap pada Arshavin, meski dia eks Arsenal. Nama yang lebih masuk akal untuk didatangkan adalah Ole Gunnar Solskjaer. Posisi Ole sendiri di Manchester United hingga saat ini masih rawan pemecatan. Bila Arteta dan Ole sama-sama habis kesaktiannya dan dilepas oleh klub masing-masing, mungkinkah (Ole) Gunnar akan diterima Gooners?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H