Melihat muridnya terisak-isak karena gagal ujian masuk PTN, guru Hakim merasa sedih. Tetapi ia tidak akan menunjukkan kesedihannya di depan anak didiknya. Termasuk Leni.
Leni, merupakan murid idaman semua guru. Ia sangat tawaduk pada gurunya. Sangat baik pada temannya. Ia tinggal bersama neneknya.
"Orang tuanya sudah tidak ada Pak. Sebatang kara Leni" ujar neneknya berurai air mata. Suatu ketika di hadapan guru Hakim.
Maka, ketika hari pengumuman PTN telah keluar, Leni menghampiri guru Hakim keesokan harinya sembari menangis.
"Jangan menangis Nak. Jangan menangis.. " itu kata yang mampu diucap oleh sang guru.
Guru Hakim tahu dari guru BK tentang Leni. Maka ia sudah menyiapkan hati untuk tidak menangis. Ia memang tidak pernah bisa menahan tangis bila melihat orang lain kesusahan. Apalagi ini Leni. Murid yang selalu tidak pernah membuatnya marah.Â
Murid yang sangat menginspirasinya. Namun kini rapuh. Berurai air mata di depannya.
**
Sunak tengah menata kacang goreng jualannya di warung. Bukan warungnya sendiri. Tepatnya, warung langganan. Ia menitipkan dagangannya di beberapa warung langganan.
Kacang goreng buatannya ia bungkus di plastik kecil. Ia menjualnya 400 rupiah. Satu warung ia titipi sekitar 30 bungkus.
Kalau rezekinya, jualannya bisa habis dalam beberapa hari. Namun kadang juga sampai hitungan minggu.