Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kopi dan Teman-temannya Memanggil Kita

12 Juni 2019   09:49 Diperbarui: 12 Juni 2019   09:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akhirnya saya dapat A juga. Haha." Teman saya girang. Ia memang membenci daging setengah mati. Tetapi ia mencintai sepenuh hati ayam goreng, ayam kampung, dan segala sesuatu yang keayam-ayaman.

No, ini bukan tentang studi. Nilai A, B, dst. Kalau itu semua akan kompak. Impiannya A+, meskipun usahanya bahkan seperti sinyal E. Tapi tak apa, nilai studi tak dibawa mati. Huaha.

Lanjut!

Tentu nasi bungkus yang ditata rapi di atas baki itu menunya beragam. Ya D, daging. Ya B, Bandeng. Ya T, telur. Sesekali ada Tongkol. Tidak disingkat T. Nanti kacau sama telur.

Sementara saya, membenci A itu. Saya lebih nyaman mengunyah T. Bila tak ada ya D. Sudah itu. Seperti kawan saya yang gemar A itu, jangan tanya alasannya apa. Jawabannya filosofis dan pastinya mudah dipatahkan yang berlanjut debat kusir.

Yah, itu menu-menu warung kopi. Di beberapa tempat istilahnya "giras". Nasi bungkus itu titipan. Sebagaimana gorengan. Kerupuk. Dan kue lainnya.

Titipan? Ya. Misalnya saya buat nasi bungkus. Lalu saya taruh di warung kopi X. Sejumlah sekian. Sorenya saya ambil. Tentu ada bagi untungnya. Sesuai penjualan. Semakin laris, semakin melejit. Hukum universal begitu.

Beberapa warung kopi yang saya singgahi, ada penjual yang menawarkan produknya. Lalu dengan alasan ini itu, ditolak oleh penjaga warkop.

Penawar itu sudah pasti dari satu tempat ke tempat lainnya. Itu namanya usaha. Warkop sendiri sudah tahu ideal barang yang ditampung seperti apa. Rasionalusasi begitu.

Makanya, sesekali mampir ke warkop pinggir jalan. Ikut merayakan usaha mikro. Haha. Lagaknya sok ekonom. Tapi biarlah. Makanlah di situ. Ngrokoklah di sana. Ambil kuenya. Pasti ada wifinya kok. Haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun