Penerapan Kurikulum terbaru, seringkali tidak berdasarkan penelitian pakar-pakar pendidikan, terkesan tergesa-gesa mengimplementasikan sebuah gagasan besar seperti halnya pergantian Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Penunjukkan sekolah kami sebagai percontohan penerapan Kurikulum terbaru,  pertama kali ( SMP negeri 4 Bukitkemuning, Lampung Utara), ternyata masih 'kebingungan' mengenai menerapkan Kurikulum 2013, meski telah lebih dahulu cicipi resep sebuah racikan 'Kurikulum 2013'.
Gencarnya sosialisasi Kurikulum 2013, tak diimbangi pengetahuan dilapangan, terutama pada kemampuan guru-guru, tiap pelosok daerah tak bisadigeneralisasikanpada masalah skill seorang Pendekar Pendidik, mereka pasti tidak akan sama kemampuannya. Pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan besar, sangat wajar akan gagal ditengah jalan dalam menerapkan sebuah gagasan besar, hal ini mengacu pada:
- Penerapan Kurikulum baru bukan hasil penelitian oleh pakar pendidikan yang teruji.
- Tentang kemampuan Guru tiap sekolah pada wilayah seluruh pelosok tanah air tak sama, terutama pada penguasaan dan penggunaan IT. Ini sangat berkaitan dengan masalah rekruitmen guru, serta tingkat usia Pendekar Pendidikan (Guru).
- Penerapan Kurikulum sebelumnya, belum sempurna dilaksanakan di tiap-tiap sekolah di Indonesia, selalu tertuju pada; keterbatasan sarana serta pra sarana, kalaupun sarananya lengkap, kendala pada tenaga pendidik (berhubungan dengan skill mereka).
- Pola kurikulum lama belum pernah diteliti tentang keberhasilan serta kekurangannya sudah direvisi dengan penerapan Kurikulum baru.
- Penerapan Kurikulum 2013Â pada masalah penilaian yang sangat rumit dan ekstra terpantau tiap-tiap murid, sementara tiap sekolah tak akan sama peserta didiknya (murid), bersinggungan pula dengan kemampuan penggunaan Komputer.
Rasanya, masih banyak lagi paparan alasan kegagalan penerapan Kurikulum 2013, namun yang pasti semua mengacu pada satu kata kunci, yaitu G U R U. Jadi, sangat wajar, sebagus apapun Kurikulum yang akan digelontorkan oleh pemerintah pusat, namun kalau gurunya tak siap, percuma saja...
#maaf jika ada salah kata...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H