Jalan Medan-Kaban Jahe ( Jalan Jamin Gintings) Adalah salah satu Jalan Nasional yang panjangnya mencapai 76 kilometer ( Menurut Google Maps). Jalan ini mulai dibuka pada tahun 1904 oleh Hindia Belanja untuk membuka akses ke Kaban Jahe Melalui Arhemia (Pancurbatu), Sibolangit, Bandar Baru dan Brastagi.
Kepadatan Lalu Lintas Jalan Medan- Kaban Jahe
Pada jam normal ( Happy Hours) jalan nasional ini sudah dilewati volume kendaraan antara 20 - 30 kendaraan permenitnya ( 120 -180 kendaraan perjamnya), dan tentu keadaan ini akan semakin padat pada jam sibuk ( peak time) . Ketika hari Sabtu, minggu atau masa-masa liburan tiba, volume kendaraan yang melewati jalan ini akan bisa bertambah dua kali lipat menjadi 40 - 50 kendaraann permenitnya ( 240 - 300 kendaraan perjamnya).
Jadi Bisa dibayangkan betapa banyaknya pengguna jalan ini sekarang, mulai dari kendaraan roda dua, roda empat sampai dengan truk besar sekalipun. Apalagi truk tronton pun ikut meramaikan jalan ini, sementara ukuran jalan ini lebarnya hanyalah berkisar delapan (8) meter saja.
Lebar Jalan yang hanya delapan meter itu, ditambah banyaknya kelokan, kecuraman tebing, kondisi fisik yang kurang baik,longsor, melewati pasar tradisional dan kendaraan yang sering ugal- ugalan membuat komplit lah penyebab kemacetan jalan ini. Antrian macet bisa mencapai 10 kilometer, artinya jarak tempuh Medan-Kaban Jahe yang seharusnya bisa ditempuh 2 jam perjalanan saja bisa berubah menjadi 6 sampai 8 jam perjalanan. Sungguh membosankan memang apabila kejebak kemacetan seperti itu. Mirisnya lagi bila yang terjebak macet adalah mobil ambulan yang membawa orang sakit rujukan dari rumah sakit daerah ke RSUP Haji Adam Malik Medan, tidak bisa dibayangkan pasien yang sudah sekarat tersebut bisa meninggal diperjalanan.
Menanggulangi Persoalan yang ada
Kelihatannya persolan diatas sudah begitu mendesak ( urgency), artinya pembangunan jalan alternatif mau tak mau harus dilakukan pemerintah pusat. Kebutuhan ini baik dari sudut pandang pemecah masalah ( problem solving), Kepariwisataan, peningkatan ekonomi rakyat maupun sosial kemasyarakatan.
Pemerintah Sumatera Utara, pemerintah daerah di ke empat daerah tingkat dua, dprd, dpd, dan tokoh masyarakat telah mewacanakan pembangunan jalan tol Medan- Brastagi.
Tentunya usulan wacana  ini bukanlah usulan  asal-asalan saja, tetapi telah di lakukan suatu studi kelayakan yang melibatkan perguruan tinggi, ahli-ahli yang berkompeten dibidangnya baik dari segi ekonomi, amdal dan budaya setempat.
Apabila wacana ini jadi kenyataan tentu akan sangat mendukung juga atas usaha pemerintah pusat menjadikan Danau Toba sebagai daerah tujuan wisata dunia ( Global destination), dan Danau Toba sebagai pusat penelitian Geologi,arkeologi dan ekologi ( Geopark).