Pembelajaran adalah proses interaktif antara guru dan siswa, melibatkan berbagai pendekatan menggunakan teknologi yang akan membantu memecahkan masalah faktual di kelas. Ada tiga komponen dalam definisi belajar. Pertama, belajar adalah proses, bukan produk, jadi nilai ujian dan tugas adalah ukuran pembelajaran, tetapi bukan proses belajar. Kedua, belajar adalah perubahan pengetahuan, keyakinan, perilaku/sikap.Â
Perubahan ini membutuhkan waktu, terutama ketika membentuk keyakinan, perilaku, dan sikap. Guru hendaknya tidak memaknai kurangnya pemahaman siswa sebagai kurang belajar karena mereka membutuhkan waktu untuk mengalami perubahan. Ketiga, belajar bukanlah sesuatu yang dilakukan kepada siswa, tetapi sesuatu yang mereka lakukan sendiri.
Artinya, belajar gerak merupakan kebutuhan dasar setiap anak, tanpa harus dipengaruhi oleh instruksi dari orang lain. Ketiga hal tersebut mempengaruhi kualitas pembelajaran PJOK, selain kesempatan belajar, kesesuaian isi, kesesuaian petunjuk, dan penilaian dan pembelajaran siswa.
Pendidikan Jasmani menyiratkan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik untuk menghasilkan peningkatan keseluruhan dalam kualitas fisik, mental, dan emosional siswa. Kata aktivitas fisik mengandung pengertian bahwa pembelajaran didasarkan pada aktivitas fisik. Kata olahraga mengandung arti aktivitas fisik yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh.Â
Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang dapat menghibur, menyenangkan, atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Sedangkan kualitas fisik, mental, dan emosional yang dimaksud disini adalah pembelajaran PJOK menjadikan peserta didik memiliki kesehatan yang baik, kemampuan fisik, pemahaman yang benar, memiliki sikap yang baik tentang aktivitas fisik sehingga sepanjang hayatnya akan memiliki pola hidup yang sehat dan aktif.
Berdasarkan uraian tersebut, secara substansi PJOK memuat kegiatan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Tujuan utama PJOK adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik seumur hidup dan mendorong perkembangan fisik, psikologis, dan sosial siswa. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini mendorong pengembangan motivasi diri untuk melakukan aktivitas fisik, memperkuat konsep diri, belajar tanggung jawab, dan keterampilan kerjasama. Siswa akan belajar mandiri, mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, dan belajar bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
Referensi : Roji dkk, 2017, Buku Guru Pendidikan, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H