[caption id="attachment_316178" align="aligncenter" width="600" caption="sumber: twitter.com/sahabatkepik"]
[/caption]
"PLTA ini berdiri sejak 1926"
Bapak Lukmanur Hakim, Ahli Lahan dan Lingkungan PT. Indonesia Power menegaskan hal tersebut. Beliau membicarakan PLTA Kracak. Instalasi pembangkit listrik tenaga air di Desa Cikaracak, Leuwiliang Bogor Barat. Memanfaatkan energi potensial air, PLTA ini menghasilkan 18,9 Megawatt listrik. Sumber energi berbasis potensi aliran sungai lokal yang sudah berdiri sejak jaman kolonial.
Kami berada dikawasan ini bersama beberapa pelajar Belanda dalam Global Exploration. Serangkaian program pertukaran pelajar Indonesia - Belanda, yang pada kesempatan ini mengunjungi PLTA Kracak. Salah satu produsen energi didalam PT. Indonesia Power. Produsen listrik penyuplai energi listrik untuk dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara.
"Negeri kami berada dibawah sealevel, mustahil untuk memanen energi potensial air seperti yang Anda lakukan disini", Mrs. Vicki, guru pendamping pelajar Belanda antusias menanggapi.
Akibatnya, Belanda harus menggunakan metode lain untuk memanen energi. Alternatif yang digunakan antara lain kincir angin, sel surya, fermentasi sampah organik, dan pembakaran sampah anorganik. Kami membandingkan dengan sumber energi Indonesia yang melimpah. Selain energi potensial air, terdapat energi panas bumi, panas matahari, minyak bumi, batubara, nuklir, serta energi pasang surut.
Kembali ke diskusi ringan antara Bapak Hakim, Mrs. Vicki, dan peserta Global Exploration, kami sepakat bahwa hal penting dari pengelolaan sumber energi adalah berbasis lokal, terbarukan, dan ramah lingkungan. Berbasis lokal artinya memprioritaskan sumber energi lokal yang available. Terbarukan bermakna minimasi sekecil - kecilnya penggunaan sumber sekali pakai. Ramah lingkungan, tentu saja optimasi pemanenan energi hingga sesedikitnya menimbulkan pencemaran. Baik pada warga, flora, fauna, dan alam sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H