Perkara Je***ca (J) dan mendiang Mi**a (M) bak sinetron bagi persidangan negeri kita. Beberapa pekan lalu, kita yakin bahwa J pelakunya. Kini, rumitnya dialektika dalam persidangan kian menjauhkan kebenaran dari kita. Andaikan terurainya kebenaran semudah terurainya sianida didalam tubuh M, mungkin sinetron ini segera berhenti.
Sianida memang mudah terurai. Juga mematikan. Dosis 0,5 gram saja sudah cukup mengantarkan kita ke keranda jenazah. Namun, sebetulnya setiap hari kita terpapar sianida dari asap knalpot dan rokok. Tidak mematikan, karena sianida mudah menguap dalam udara terbuka. Lantas bagaimana sianida membunuh M? Menurut sumber ini, reaksinya sederhana: mencegah pembakaran oksigen untuk membentuk energi didalam sel. Sel mati, korban pun mati.Â
Ada kemunafikan yang kita tidak sadari dalam kematian M. Kemunafikan itu ibarat sianida yang mematikan korban. Kemunafikan itu adalah perilaku kita menggunakan kemasan kopi (tanpa sianida) yang perlahan mematikan kita. Penguraian kemasan kopi butuh 2-5 bulan untuk bagian kertasnya dan 50 - 100 tahun untuk bagian plastiknya (sumbernya ini). Kemasan dari kertas memang cepat terurai. Namun, lima puluh tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk mengurai sekedar plastik sisa kemasan kopi. Andai bumi bisa melalui persidangan perkara ke'mati'an-nya, mungkin tidak perlu berlama-lama menunjuk pelaku sebenarnya:Â kita.Â
Baiknya, Anda pilih kemasan kopi yang bisa digunakan kembali, misalnya dari gelas kaca. Atau jika harus membeli kemasannya, belilah yang 100% kertas. Tentu jauh lebih tidak mematikan bagi kita. Jadi, Anda pilih kopi yang mana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H