[caption caption="Pabrik Federal Oil di Jalan Rawa Bali Pulogadung"][/caption]
Perusahaan besar biasanya memiliki pabrik besar. Namun saya sempat terkejut dengan pabrik milik PT Federal Karyatama yang memproduksi Federal Oil. Pabrik yang berlokasi di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur tersebut sepertinya bukan pabrik yang menginginkan luas yang besar, meski beberapa tahun ke depan ingin membangun pabrik lebih luas di Cilegon, Banten.
General Manager Marketing PT Federal Karyatama Erika Dianasari mengatakan, gedung yang berada di Jalan Rawa Bali, Pulogadung tersebut menjadi salah satu fasilitas yang dimiliki. Fasilitas pertama pabrik Federal Oil ada di sekitar 500 meter dari gedung yang ditempati saat ini. Simak penjelasan videonya di sini. “Ini adalah fasilitas kedua. Di sini kami mencampur hingga mengemas oli Federal Oil,”katanya. Videonya bisa cek di sini. Awalnya saya sempat ragu lagi saat menginjakkan kaki di pabrik tersebut. Saya beberapa kali mengunjungi pabrik, namun biasanya lebih besar. Namun para jajaran direksi meyakinkan kami akan membawa ke pabrik. Setelah menjelaskan tentang produk oli dari Federal Oil yang bisa dilihat di sini, kami pun dikenalkan dengan pabrik yang langsung menjadi satu dengan gedung pertemuan tersebut atau tepatnya kantor Federal Oil. Plant Operation Manager PT Federal Karyatama Prasetyo Budiono mengatakan, pabrik tersebut sangat meminimalisasi tenaga manusia untuk pengerjaan pengemasan produk. “Di sini tidak ada tenaga manual manusia yang memasukkan oli ke botol. Namun di sini ada sekitar 25 orang karyawan yang terlibat dalam setiap shift untuk mengawasi dan memastikan setiap produk dihasilkan tanpa cacat,” katanya. [caption caption="Proses pembuatan pelumas"]
[/caption] Proses produksi oli terdiri atas tiga tahap yaitu pencampuran (
blending), pengisian (
filling), dan pengemasan (
packaging). Proses
blending yaitu mencampur
base oil dengan zat aditif yang dilakukan dalam tangki besar sesuai komposisi. Di sini tingkat kekentalan akan dipengaruhi dari zat aditif yang dicampurkan. Dalam sekali
blending membutuhkan waktu sekitar tiga jam dan mampu menghasilkan 20 ribu liter oli dari kapasitas 140 ribu liter oli per hari. Dari tangki
blending, oli dialirkan ke robot-robot pengisi oli ke botol. Botol yang sudah diisi langsung dikemas dan disimpan dalam gudang yang tersedia di dekat pabrik. Dari penjelasannya, pabrik tersebut memiliki laboratorium yang berfungsi mencampur
base oil dengan zat aditif tertentu. Tenaga lokal di sini juga mampu memproduksi oli yang mampu bersaing dengan produk internasional. Beberapa robot sengaja didatangkan dari luar negeri untuk membantu pengerjaan pengisian hingga pengemasan oli. Ada juga robot yang mengurus persiapan menata botol menjelang pengisian hingga urusan memasang tali pada kardus. “Kami meminimalisasi tenaga manusia pada alat ini karena bila ada manusia yang dekat dengan alat tersebut akan mengganggu sensor-sensor robot sehingga malah membahayakan produksi,”katanya. Menurut Prasetyo, robot tersebut telah diatur dengan perintah tertentu dan menjalankan tugas tertentu. Ada juga robot yang berfungsi memasangkan
shield, hingga alumunium
foil agar botol oli tak tumpah dan bocor. “Ini sekaligus menjadi bukti keaslian produk oli dari Federal Oil,”katanya. Video proses pengisian hingga pengemasan oli bisa dilihat di
sini. Di pabrik Federal Oil di kawasan jalan Rawa Bali tersebut memiliki dua pergantian waktu karyawan untuk memaksimalkan produksi. Yaitu pukul 07.00-16.00 WIB dan pukul 16.00-01.00 WIB. Di malam hari, produksi dihentikan untuk memberi jeda pada mesin dan sekaligus mendapat perawatan khusus sebelum beroperasi keesokan harinya. “
Shift ketiga diberlakukan bila ada permintaan produk yang tinggi, khususnya menjelang mudik,” katanya. Lantas ada Kompasianers yang bertanya, mengapa botol oli berbentuk seperti itu dengan bahan plastik dan tidak diisi penuh. “Pertama kami memilih bahan dan bentuk kemasan oli tersebut secara estetika (tampilan) dulu. Yang lain akan diatur kemudian,”katanya. Menurut Prasetyo, botol sengaja diberikan rongga udara karena untuk mengantisipasi tekanan. Apalagi oli tak memiliki kedaluwarsa sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama. Saat penyimpanan yang lama tersebut tentu ada tekanan baik dari suhu udara hingga tumpukan kardus yang memicu tekanan udara dalam botol naik. Volume udara dalam botol pun mengembang. “Jadi saat ada tekanan, yang tertekan hanya udara dalam botol. Jadi rongga udara yang disisakan dalam botol akan mengantisipasi agar botol tak meledak,”katanya. Botol oli juga dirancang lentur karena mengantisipasi tekanan tumpukan kardus, dilempar, atau sengaja atau tidak sengaja jatuh dari tempat tinggi. Botol oli yang dirancang Federal Karyatama tetap memiliki kelenturan dan kekuatan karena terbuat dari plastik khusus. Selain itu, penggunaan bahan plastik untuk menekan biaya dan tentu bisa didaur ulang. Lantas bagaimana bila botol tersebut bocor? Apa ada alat untuk mendeteksinya? [caption caption="Jajaran produk Federal Oil"]
[/caption] Prasetyo mengatakan, di botol tersebut ada mata ikan yang bisa mendeteksi kebocoran seiring perjalanan waktu. Ini biasanya sudah diantisipasi sejak awal dan memang bisa terjadi di semua produk oli dari perusahaan mana pun. Dengan bahan terbuat dari plastik memungkinkan botol tersebut bisa dipencet, ditekan, dijatuhkan untuk memastikan botol tak bocor sebelum diisi oli. Biasanya pula botol yang telah diisi oli dan dikemas khusus akan ditahan di pabrik selama 1-2 hari untuk memastikan tak ada kebocoran. Saat semua beres, produk oli tersebut baru didistribusikan. “Tidak ada 100 persen botol yang ideal. Pasti ada kebocoran yang terjadi meski minim,” kata Prasetyo. Video pengemasan bisa dilihat di
sini. Meski terlihat mini, pabrik Federal Oil di kawasan Rawa Bali tersebut mampu memproduksi sekitar 12 ribu botol per jam. Di pabrik kawasan Rawa Gelam, sekitar 500 meter dari Rawa Bali justru mampu memproduksi sekitar 16 ribu botol oli per jam. Di pabrik ini, Federal Karyatama tak hanya memproduksi oli dengan merek sendiri. Namun PT Astra Honda Motor (AHM) pun memesan produk olinya dari Federal Karyatama. Bahkan PT Pertamina pun menjadi mitra PT Federal Karyatama dalam memproduksi Pertamina Lubricants. Keren,
kan? Sejak beroperasi sekitar 25 tahun di Indonesia, Federal Karyatama memiiki cakupan distribusi dari Sabang hingga Merauke yang didukung 29
dealer utama, lebih dari 3.200 Federal Oil Center (FOC), dan lebih dari 10 ribu outlet di seluruh Indonesia. “Meski beberapa bahan (zat aditif) dari luar, ini produk asli lokal. Yang meramu juga orang lokal.
Base oil juga kita datangkan dari lokal (Pertamina). Jadi ini bisa menjadi kebanggaan kita, masyarakat Indonesia,”katanya. Jadi
ngga ragu lagi dengan Federal Oil dari PT Federal Karyatama
kan? Meski pabriknya terkesan mungil, tapi kualitas dan penyerapan di pasar tak bisa dibilang kecil. Videonya bisa cek di
sini. Terbukti, PT Federal Karyatama kembali meraih
penghargaan Indonesia Original Brand (
IOB) 2015 dari Majalah SWA melalui produk Federal Oil yang dijual ke masyarakat. Begitu juga mendapat
penghargaan Indonesia Best Corporate Transformation 2015 serta sederet penghargaan lainnya. Kami ikut bangga, ada produk lokal yang dicintai warga lokal. Suatu saat akan bergaung di dunia internasional setelah menjadi sponsor Federal Oil Gresini Moto2 dengan pembalap Xavier Simeon. [caption caption="Federal Oil Gresini Moto2"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya