Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Melibatkan Siswa Merawat Sarpras Sekolah, Meningkatkan Soft Skillnya

13 Desember 2024   15:32 Diperbarui: 14 Desember 2024   07:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merawat dan menjaga sarpras sekolah bagi siswa dipandang dapat meningkatkan soft skill mereka. Yang, akhir-akhir ini menjadi perbincangan, karena di kalangan generasi muda, khususnya di generasi Z, sebagai sebuah problem yang harus dicarikan solusinya.

Generasi muda, oleh sebagian besar orang, dikatakan kurang memiliki kemampuan soft skill. Padahal, kemampuan soft skill merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan soft skill bolehlah disebut sebagai kemampuan seseorang dalam berefleksi diri, bersosialisasi, berkomunikasi, bertoleransi, berempati, berkolaborasi, dan aktivitas lain yang menempatkan emosi dan psikologi sebagai pusat energinya.

Sehingga, seperti sudah disebut di atas, merawat dan menjaga sarpras sekolah yang diyakini dapat meningkatkan kemampuan soft skill siswa perlu mendapat perhatian secara khusus. Karenanya, keterlibatan siswa dalam hal termaksud tak ala kadarnya. Keterlibatan mereka harus secara utuh, baik secara jiwa maupun raga.

Kalau selama ini, guru sudah membersamai siswa melaksanakan aktivitas di sekolah selain dalam proses pembelajaran intrakurikuler, misalnya, kerja bakti di lingkungan sekolah, piket kelas, piket koperasi sekolah, piket S5 (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), dan piket memilah sampah ini artinya sudah ada pintu masuk meningkatkan soft skill mereka.

Sebab, sejatinya, semua aktivitas yang disebut di atas adalah upaya memberi ruang bagi siswa merawat dan menjaga sarpras sekolah. Hanya, memang, aktivitas ini harus dimulai dari menanamkan sikap positif siswa terhadap sarpras yang ada di sekolah.

Siswa diajak menghayati bahwa sarpras yang ada di sekolah adalah milik bersama. Milik warga sekolah. Milik guru. Milik karyawan. Milik siswa. Bahkan (dapat dipahami juga) milik orangtua/wali murid.

Memang tak mudah menanamkan rasa memiliki sarpras yang ada di sekolah dalam diri siswa. Tetapi, sesulit apa pun, guru tetap harus berupaya menanamkannya dalam pikiran dan benak siswa.

Setiap guru pasti memiliki strategi dan gaya masing-masing dalam menanamkan sikap siswa merasa memiliki sarpras yang ada di sekolah. Terhadap satu siswa dan siswa yang lain dapat berbeda. Sebab, latar belakang siswa berbeda.

Di sinilah diperlukan kesabaran guru dalam membersamai siswa. Terhadap satu siswa, guru mungkin cukup sekali memberi contoh dan meminta siswa untuk melakukannya, yang selanjutnya secara sadar siswa melakukannya sendiri.

Tetapi, terhadap siswa yang lain barangkali guru harus beberapa kali, atau bahkan berulang-ulang memberi contoh dan mengajaknya bersama untuk melakukannya. Sampai kemudian siswa memiliki kesadaran untuk melakukannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun