Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Siswa Lebih Menyukai Aktivitas di Luar Ruang Belajar, Bagaimana Guru Menyikapinya?

25 September 2024   09:21 Diperbarui: 25 September 2024   15:41 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Siswa sedang berlatih Peraturan Baris-Berbaris (PBB) menjelang lomba. (Dokumentasi pribadi)

Tapi, dapat saja siswa berpikir bahwa aktivitas latihan tak memerlukan keseriusan seperti ketika belajar mata pelajaran (mapel). Sekalipun untuk siswa SMP, kebetulan saya mengajar siswa SMP, setiap hari mapel bervariasi. Dapat saja ada tiga atau empat mapel dalam sehari belajar.

Tapi, toh begitu, siswa kami yang melakukan latihan untuk lomba merasa senang dan bahagia. Bahkan, saat mulai latihan sudah ada siswa yang menanyakan latihannya lama atau sebentar. Mereka lebih senang dan bahagia jika latihannya lama.

Dan, kalau pun latihannya sudah dipungkasi dan mereka harus kembali ke kelas untuk ikut belajar, sebagian mereka tak cepat-cepat beranjak dari tempat. Mereka masih suka duduk bercakap-cakap dan bersenda gurau.

Terhadap siswa yang demikian, guru sangat berpengaruh ketika hadir di kumpulan mereka, lalu melibatkan diri dalam bercakap-cakap. Dimulai dari bersimpati terhadap percakapan mereka. Sebab, ini poin penting bagi guru diterima di kumpulan mereka.

Misalnya, dimulai dari menjadi pendengar yang baik. Saat mereka berbicara, guru mendengar dengan saksama adalah bentuk simpati guru terhadap percakapan mereka. Apalagi kalau guru, karena mengerti topik percakapan mereka, kemudian mau terlibat di dalamnya. Mereka pasti bersikap terbuka dan merasa senang.

Dalam keadaan dan suasana demikian, peran guru membangun kesadaran siswa tentang aktivitas di ruang belajar dan aktivitas latihan untuk lomba memiliki kepentingan yang sama.

Baik aktivitas di ruang belajar maupun aktivitas latihan di luar ruang belajar, sama-sama memiliki nilai edukasi. Kerangka berpikir ini yang semestinya oleh guru ditanamkan terhadap diri siswa. Sehingga, siswa memiliki pemahaman yang sama terhadap kedua aktivitas ini.

Selama ini siswa berpikir bahwa yang ada di ruang belajar aktivitas yang membosankan, sementara latihan untuk menghadapi lomba merupakan aktivitas yang menyenangkan. Padahal, keduanya, seperti sudah disebutkan di atas, memiliki nilai edukasi.

Aktivitas di ruang belajar, yaitu pembelajaran mapel, membentuk kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Pun demikian aktivitas latihan untuk menghadapi lomba. Ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif juga hal penting yang dikembangkan dalam latihan untuk menghadapi lomba.

Artinya kedua aktivitas ini memiliki kepentingan yang sama. Yaitu, membentuk siswa menjadi pribadi yang berkompeten, baik secara kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Kompetensi ini dapat diperoleh dari pembelajaran mapel di ruang belajar dan dari aktivitas latihan untuk menghadapi lomba.

Itu sebabnya, mengarahkan siswa untuk memiliki sikap tanggung jawab sama, baik terhadap aktivitas di ruang belajar maupun latihan untuk menghadapi lomba, merupakan tugas pokok (tupoksi) guru sebagai pendidik. Tepatnya, mendampingi siswa hingga siswa menyadari bahwa kedua aktivitas ini sama-sama bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun