Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengadakan Kembul Bujana, Apa Untungnya?

21 September 2024   00:18 Diperbarui: 21 September 2024   00:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak pula satu orang dengan orang lain saling melayani. Misalnya, ada yang mengingini tempe goreng, orang yang dekat dengan posisi tempe goreng melayani yang mengingini.

Demikian sebaliknya, orang yang mengingini ayam goreng pasti dilayani oleh temannya yang duduknya dekat dengan letak ayam goreng. Jadi, keakraban mudah didapat.

Suasana demikian tak mungkin dialami ketika orang makan di rumah, apalagi ketika makan di rumah makan. Serba mekanis, formal, dan kaku. Sebab, orang atau sekumpulan orang yang berada di meja, misalnya, lain terbatas untuk dirinya.

Bagi anak-anak, kembul bujana merupakan pengalaman baru. Dan, hal ini bernilai positif bagi pengalaman hidup mereka. Ada hal baru yang didapat, yang berbeda dengan yang selama ini dilakukan atau dialami.

Makan bersama-sama secara lesehan dan berbaris menghadapi makanan yang ditata di atas daun pisang, tak di piring atau di mangkuk atau juga di dus, mungkin bagi sebagian anak sebagai hal aneh.

Tapi, bagi sebagian anak sebagai hal yang biasa saja. Mereka dapat menikmati acara kembul bujana ini dengan gembira. Bahkan, dapat saja mengikuti golongan tua yang menyantapnya tak menggunakan sendok, tapi menggunakan jari tangan.

Baik anak yang memandang kembul bujana sebagai hal yang aneh maupun anak yang memandang sebagai hal yang biasa, tak dapat disimpulkan buruk-baik. Keduanya mendapat pengalaman baru yang penting bagi mereka.

Bahwa orang, termasuk dirinya, menikmati makanan dapat saja berbeda. Ada yang sendirian dengan menggunakan piring atau mangkuk. Tapi, ada juga yang bersama dalam kumpulan  banyak orang dalam bentuk kembul bujana seperti yang kami lakukan.

Ada anak, juga orang tua, yang menikmati makanan dengan ditaruh di piring bukan karena mereka tak mau bergabung dalam kembul bujana. Bukan! Tapi, karena space untuk kembul bujana memang tak mencukupi.

Dan, andai pada waktu, entah kapan (nanti), ada kembul bujana dan anak-anak berada di dalamnya, mereka tak lagi merasa asing.

Jadi, kembul bujana, bagi generasi tua dapat menjadi media  untuk mengenang masa lampau. Juga, dapat sebagai wujud menghargai dan melestarikan tradisi baik yang ada sejak dahulu kala. Dan, bagi anak-anak masa kini, kembul bujana menjadi pengalaman baru yang bernilai positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun