Kegiatan Coaching Clinic Sekolah Inti Transformatif (yang selanjutnya disebut CC Sekolah Transformatif) dilaksanakan di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah (Jateng). Kami (saya dan kepala sekolah) mengikuti sejak 28 hingga 31 Mei 2024, yang  merupakan CC Sekolah Transformatif angkatan kedua.
Jadi, sebelum kami, sudah ada angkatan yang pertama. Angkatan kedua diikuti oleh guru pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP). Saat pembukaan dan penutupan dilaksanakan dalam satu ruang. Tapi, saat penyampaian materi, dilaksanakan di ruang yang terpisah.
Peserta CC Sekolah Transformatif angkatan kedua berjumlah 218 orang. Rinciannya, jenjang PAUD ada 86 orang. Jenjang SD ada 86 orang. Dan, jenjang SMP ada 46 orang.
Berdasarkan rincian ini berarti ada 43 PAUD, 43 SD, dan 23 SMP di Jateng yang terlibat CC Sekolah Transformatif angkatan kedua. Sebab, setiap satuan pendidikan, baik PAUD, SD, maupun SMP terdiri atas satu kepala satuan pendidikan dan satu guru.
Untuk jenjang SMP di setiap kabupaten atau kota ditentukan dua satuan pendidikan, yang kemudian disebut sebagai sekolah inti. Untuk jenjang PAUD dan SD di setiap kabupaten/kota ditentukan satu PAUD dan satu SD per kecamatan, yang kemudian (juga) disebut sebagai PAUD/sekolah inti.
Sekolah inti ditentukan oleh pemerintah daerah melalui dinas pendidikan setempat. Syarat dapat menjadi sekolah inti, saya kutipkan dari buku panduan CC Sekolah Transformatif angkatan kedua yang dibuat oleh BBPMP Jateng, ternyata seperti berikut ini.
Pertama, nilai rapor pendidikan meningkat, setidaknya di tiga indikator prioritas. Indikator prioritas dalam rapor pendidikan adalah literasi, numerasi, karakter, pengalaman pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan, mutu pembelajaran, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepemimpinan instruksional, iklim keamanan sekolah, iklim kebinekaan, dan iklim inklusivitas;
Kedua, memiliki akreditasi A; ketiga, memiliki komitmen untuk mengimplementasikan dan mengimbaskan; keempat, memiliki sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana yang memadai.
CC Sekolah Transformatif, khususnya dari jenjang  SMP, yang kami mengikutinya, selama empat hari dibersamai oleh fasilitator untuk mempelajari asesmen nasional (AN) dan analisis rapor pendidikan, digitalisasi sekolah, implementasi kurikulum merdeka (IKM) melalui platform merdeka mengajar (PMM) dan komunitas belajar (kombel).
Juga mendalami pembelajaran berdiferensiasi dan keterampilan sosial-emosional (KSE), pengelolaan sumber daya sekolah (SDS) dan konsep Asset Based Thingking, Â peningkatan literasi dan numerasi, dan lingkungan belajar yang positif melalui disiplin positif.