Memang tak mungkin memenuhi kebutuhan mereka. Tapi, sekurang-kurangnya (sedikit) meringankan beban mereka. Yang, pada Lebaran, mereka dipastikan membutuhkan banyak pengeluaran.
Ini momen bagi siswa menghayati rasa bersyukurnya karena dapat berbagi keceriaan bagi kaum yang berkekurangan.
Apalagi siswa, melalui Pengurus OSIS, juga membaginya kepada tetangga lingkungan sekolah. Datang dari rumah ke rumah warga yang dipandang berkekurangan. Siswa membagikan langsung zakat yang sudah disediakan.
Zakat dibagikan pula kepada panti asuhan. Yang, sudah pasti penghuni panti asuhan sangat membutuhkannya. Jumlah penghuni panti asuhan yang boleh jadi banyak, tentu tak hanya menerima zakat dari siswa kami.
Selain itu, zakat juga dibagikan kepada siswa, yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sejumlah 149 siswa yang berhak menerima zakat.
Pada momen ini, sekolah memberikan ruang bagi mereka untuk menguatkan rasa bersyukurnya kepada Tuhan Yang Maha Kaya. Setiap anak yang berhak memperoleh zakat menerima lima kilogram beras.
Memang untuk mendapatkan 149 siswa yang berhak menerima zakat tak mudah. Sekolah, melalui Wali Kelas, sangat hati-hati memastikan anak per anak. Sebab, semua siswa sejumlah 798 siswa turut berzakat, memberi zakat.
Artinya, 149 siswa selain berzakat, mereka juga menerima zakat. Itu sebabnya, tak mudah bagi Wali Kelas memastikan siswa yang mau menerima zakat. Perlu dimengerti bahwa jumlah mereka memberi zakat dan menerima zakat, berbeda.
Untuk menghindari 149 siswa tak menerima zakat dari yang mereka zakatkan, sekolah menggunakan pola silang. Misalnya, zakat dari siswa Kelas 7 diterimakan kepada siswa Kelas 8.
Sejumlah 149 siswa menerima zakat dengan senang. Tak ada yang merasa malu. Sekalipun, penerimaannya disaksikan oleh banyak siswa dan guru serta tenaga kependidikan (GTK).