Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengubah Keusilan Murid Menjadi Karya Kreatif? Guru Pasti Bisa

16 April 2023   00:39 Diperbarui: 30 April 2023   00:14 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa usil (Sumber: Shuttesrtock)

Murid yang usil, itu selalu ada. Keberadaannya hampir di setiap kelas. Ini yang sering membuat guru merasa jengkel.

Karena, keusilan itu kadang  mengganggu pembelajaran. Murid yang lain bisa merasa kurang nyaman. Konsentrasi belajarnya menjadi tidak fokus.

Selain itu, guru secara tidak terduga akhirnya memiliki dua pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Di satu sisi, guru tetap harus menjalankan pengajaran. Di sisi yang lain, guru harus mengendalikan murid yang usil.

Mengendalikan murid yang usil bisa saja langsung diberi teguran dan diberi nasihat. Ia dipastikan berhenti usil. Sekalipun mungkin pada waktu berikutnya, entah selang beberapa menit, usilnya kambuh lagi.

Jika seperti itu yang terjadi, guru menegur dan menasihatinya lagi. Ini tugas guru. Guru memang pantang bersikap bosan. Mengulangi tindakan yang sama dengan maksud baik bagi murid wajib dilakukan.

Tetapi, guru itu manusia. Sehingga, kesabarannya bisa saja berkurang sewaktu-waktu. Malah akhirnya bisa saja hilang. Dan, ini tentu kontra produktif. Baik bagi guru maupun murid.

Gambaran seperti itu yang ada di otak saya ketika tetiba ada seorang teman guru mengatakan bahwa ia baru saja menghadapi seorang murid yang usil di kelas.

Usilnya adalah menciptakan bunyi menyerupai petasan. Ini saat pembelajaran berlangsung di ruang kelas.

Diketahui kemudian bunyi menyerupai petasan itu terbuat dari taplak meja  yang diikat dan dicambukkan ke udara. Seperti orang, tepatnya seorang gembala, mencambukkan cemeti.

Saya kira murid ini terinspirasi oleh petasan yang biasa didengarnya pada masa Ramadan. Yang, kita pun mafhum bahwa petasan memang disukai oleh anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun