Sebagian orang kurang memperhatikan pangan jajanan anak usia sekolah (PJAS). Entah pangan jajanan tersebut aman atau tidak bagi mereka. Aman dalam maksud mendukung kesehatan anak. Saya, tentu juga Anda, menganggap hal itu sangat penting. Karena, pangan jajanan yang aman tentu berdampak baik terhadap tumbuh kembang anak.
Apalagi mereka masih dalam masa mengenyam pendidikan. Asupan pangan jajanan yang aman sangat dibutuhkan. Dengan asupan pangan jajanan yang aman, mereka tidak hanya akan mengalami tumbuh kembang secara sempurna, tetapi juga sehat. Dan, keduanya sangat berhubungan dengan kecerdasan (1).
Mengulik hal ini tidak terlepas dari fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Yaitu, kini, khususnya di daerah, di mana ada gedung sekolah dengan jumlah siswa yang banyak, di sekitarnya banyak ditemukan pedagang pangan jajanan. Coba Anda perhatikan di daerah Anda. Betul bukan?
Selain di kantin sekolah, pedagang berbaris di luar pagar sekolah di sepanjang tepi jalan. Dari satu ujung ke ujung yang lain. Beragam pangan jajanan yang dijual. Rerata pangan jajanan yang disukai anak-anak.
Itulah sebabnya, anak-anak selalu memiliki uang saku. Mereka tidak pernah lupa mengenai uang saku. Jika orangtua yang lupa memberi uang saku, mereka selalu mengingatkan. Begitu uang saku sudah berada di tangan, mereka berangkat sekolah dengan riang gembira.
Sebagian besar anak mengaku kehilangan uang saku saat pandemi Covid-19 menggila. Karena, mereka belajar dalam jaringan (daring). Tidak mungkin orangtua memberi uang saku saat mereka belajar dari rumah.
Tidak salah anak-anak memiliki uang saku. Toh memang sesudah selama waktu tertentu belajar, mereka pasti mengalami rasa lapar. Sekalipun mereka sudah sarapan, bukan mustahil rasa kenyang hilang karena energi terkuras saat belajar. Apalagi kalau pelajaran (praktik) olahraga. Pasti mereka sangat lapar. Dan, ketika tiba waktu istirahat, mereka menyerbu pangan jajanan.
Mereka membeli pangan jajanan kesukaan. Kriteria pangan jajanan yang menjadi kesukaan mereka adalah enak disantap dan harga terjangkau. Itu saja. Kriteria yang lain, belum menjadi ukuran. Padahal, pangan jajanan yang aman di antaranya tidak terkena cemaran biologis, kimia, dan fisik/benda asing (2).
Cemaran biologis, misalnya, pangan jajanan tidak bersih; bau, rasa, warna sudah menyimpang; kemasan rusak. Cemaran kimia, misalnya, gosong, dibungkus kertas bekas/koran, menggunakan bahan pangan tambahan berlebihan, dan mengandung bahan berbahaya (boraks, formalin, dan pewarna tekstil).
Sedangkan, cemaran fisik, misalnya, ditemukan benda asing bercampur dengan pangan jajanan (rambut, kerikil, bagian tubuh hewan mati, dan staples).