Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mendengar Celetukan "Mencari Muka" di Depan Pemimpin, Bagaimana Menyikapinya?

19 Maret 2022   20:10 Diperbarui: 20 Maret 2022   12:23 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja tim secara optimal. (Sumber: Canva Studio via Pexels)

Hingga saat ini ada sebagian orang yang bekerja masih terganggu oleh pemikiran yang kacau. Tak jenak melaksanakan pekerjaan karena khawatir ada teman sejawat yang mengatai, "cari muka di hadapan pemimpin".

Saya menulis perihal ini karena baru saja ada teman sekerja yang tiba-tiba menceletuk, "Saya enggak enak menyeberangkan anak, bisa-bisa dianggap cari muka di depan kepala sekolah".

Anda pasti bisa menebak bahwa kami bekerja di sebuah sekolah. Teman saya yang menceletuk tersebut berprofesi sebagai guru, bukan staf tata usaha atau karyawan di bagian lain. Ia guru seperti saya.

Tapi, saat ia menceletuk tersebut kebetulan karyawan yang biasanya menyeberangkan anak saat masuk dan keluar sekolah tak masuk bekerja.

Teman saya yang tak biasa menyeberangkan anak, berinisiatif menyeberangkan anak karena arus lalu lintas tepat di depan pintu gerbang sekolah sangat padat pada pagi, saat anak-anak masuk sekolah.

Teman saya tersebut sudah dengan sukarela menggantikan peran orang lain untuk menyeberangkan anak. Saya sempat melihatnya. Dan, bagi saya, tindakan itu sangat mulia.

Sebab, membiarkan anak menyeberang jalan sendiri dalam kondisi jalan ramai, jelas tak "punya hati". Lebih-lebih jika kita melihatnya dan ada kesempatan dapat membantu mereka. Apa salahnya kalau membantu? Maka, saya berpikir bahwa teman saya tersebut tergolong orang "punya hati".

Jadi adakah orang yang tak "punya hati"? Ada. Mereka adalah orang-orang yang tak acuh terhadap keadaan sekitar, termasuk orang-orang yang membutuhkan bantuan, seperti anak-anak yang menyeberang jalan yang sarat keramaian arus lalu lintas tersebut.

Memang menyeberangkan anak bukan tugas teman saya. Tapi, ketika mengetahui keadaan tersebut membutuhkan peran, tak ada salahnya ia mengambil peran pengganti.

Dalam situasi dan kondisi tertentu (baca: situasi dan kondisi darurat) pengambilan peran pengganti memang sangat dibutuhkan. Kalau tak ada yang menggantikan peran tersebut, pasti akan muncul problem. Dalam konteks ini, sangat mungkin terjadi kecelakaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun