Mohon tunggu...
Pak Dhe  Gondo
Pak Dhe Gondo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aku Diabetes, tapi Aku Masih Ingin Makan Nasi

6 Februari 2018   16:20 Diperbarui: 7 Februari 2018   07:31 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah dua bulan terakhir saya terpaksa menghentikan kebiasaannya menyantap nasi putih dan lauk pauk ketika jam makan tiba.

Hal ini  terpaksa saya jalani lantaran hasil diagnosa dokter menyebutkan saya  mengidap diabetes tipe 2.

Padahal anda tahu, kegemaran saya adalah berwisata kuliner dan apapun makanannya, nasi putih selalu ada dalam menu. Sekarang, setelah saya divonis diabetes, saya harus mengubah total menu makanan, termasuk berhenti makan nasi putih.

Selama beberapa pekan terakhir saya  dan istri terus melakukan perjalanan spiritual, mencari ketenangan hati, smbari berdoa agar ditunjukkan resep obat paling baik untuk penderita diabetes.

Saya mencoba berbagai macam nasi, termasuk nasi dari beras merah yang disebut banyak orang memiliki kadar gula yang rendah.

Dalam masa pencarian itu, saya ketemu sorang pejuang pertanian organik, bernama Hasnil Mutaqiem, yang kini saya ketahui sebagai owner perusahaan besar sektor agro non kimia.

Saya disarankan untuk mengubah pola makan, dari makan sembarangan, ke pola makan zaman dahulu kala, yakni makan dari bahan makanan  mendapat saran dari dokternya untuk mencoba beras yang terbuat dari sagu.

"Ternyata saya baru tahu, ada beras diabetes, yang  memiliki kadar gula yang sangat rendah sehingga cocok bagi pengidap diabetes seperti saya," katanya.

Setelah satu kali mencoba, saya mantap untuk terus menyantap nasi beras diabetes, yang diproduksi dengan cara yang canggih dan dari galur yang bagus.

Indeks Klikemik

Pada tahun 2010 Ir. Elisa Dewiyanti A. Dipl.Bus. Melakukan Riset selama 1 tahun untuk mendapatka beras sehat buat komunitas Diabetes , didalam percobaan tersebut beras yang diambil adalah dari bibit terbagus kemudian diolah dengan menggunakan teknology sehingga menghasilkan beras yang bebas gula dan Indeks Glikemik rendah.

Beras tersebut akan sangat bermanfaat bila di konsumsi oleh para penederita Diabetes, Pradiabetes, Hyperglikimia, Hipotyroidisme, menoupause serta obesitas.

Beras ini memilki indek glikemik yang rendah. Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat suatu bahan diubah menjadi gula di dalam darah. Semakin tinggi IG, perubahan karbohidrat (pati) menjadi gula semakin cepat.

Kalau kita makan nasi dari beras padi sebanyak 100 gram, dalam empat jam Indeks Glikemik-nya 80 sampai 90. Sedangkan kalau kita makan nasi dari beras diabetes  sebanyak 100 gram, dalam empat jam Indeks Glikemik-nya 25 sampai 30.

Khasiat beras diabetes  untuk menurunkan kadar gula darah telah dibuktikan terhadap mencit dalam uji laboratorium. Mencit yang mengidap diabetes, mengalami kerusakan kelenjar pankreas. Sedangkan mencit yang juga mengidap diabetes, namun diberi makan beras sagu, kelenjar pankreasnya utuh dan mampu memproduksi insulin.

Uji Klinis

Memang selain beras diabetes, banyak ditemukan beras lain untuk diabetes. Seperti beras, sagu, beras singkong, dan beras hitam.

Untuk beras sagu saya mengtip BBC, bahwa ini juga telah dilakukan uji klinis, " Hardaning Pranamuda, selaku direktur pusat teknologi agroindustri BPPT, mengatakan uji klinis bersama Universitas Gajah Mada dilakoni terhadap para relawan yang riskan mengidap diabetes dengan kadar glukosa darah puasa 100- 125 mg/dL dan kadar glukosa 2 jam 140-199 mg/dL" papar BBC.

Para relawan kemudian mengonsumsi nasi sagu setiap hari. Adapun lauknya bebas kecuali lauk yang mengandung karbohidrat seperti mi, perkedel, kerupuk dan sebagainya. Selanjutnya setiap minggu sampel darah mereka diambil untuk dianalisa kadar glukosa, kadar kolesterol, dan trigleseridanya.

"Ternyata kadar gula para relawan, setelah empat minggu mengonsumsi nasi dari beras sagu, menurun," kata Hardaning.

Glukosa darah puasa para relawan yang berjumlah 20 orang selama empat minggu menurun sebesar 10%, sedangkan kolesterolnya yang semula 212 mg/dL menjadi 200mg/dL dan trigleseridanya yang semula 160 mg/dL menjadi 131 mg/dL.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dunia Terancam Diabetes

Dunia menghadapi peningkatan besar-besaran penyakit diabetes, sekarang ini. Data menunjukkan satu dari 11 orang, menderita diabetes.

Lewat sebuah laporan penting, WHO memperingatkan kasus penyakit ini meningkat empat kalinya dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta orang di tahun 2014.

Bahkan diramalkan pada tahun 2025, angka penderita diabetes akan menjacai angka fantastik, yakni sekitar 12 juta orang, di Indonesa. Tingkat gula darah yang tinggi menjadi penyebab utama kematian, terkait dengan 3,7 juta kematian di dunia setiap tahunnya. Para pejabat mengatakan jumlah ini akan terus meningkat kecuali dilakukan 'langkah drastis'.

Sungguh mengerikan, menurut WHO, 8,5% orang dewasa di dunia, menderita diabetes.

1,5 juta orang meninggal karena diabetes, tahun 2012 Sedang  2,2 juta lainnya mati karena glukosa darah yang tinggi, 43% dari 3,7 meninggal sebelum mencapai usia 70 tahun.

Laporan tersebut menyatukan diabetes tipe 1 dan 2, tetapi peningkatan terutama terjadi pada tipe 2 yang terkait dengan gaya hidup yang tidak baik.

Sementara penduduk dunia bertambah gemuk dengan perbandingan mencapai satu dari tiga orang kelebihan berat badan dan jumlah penderita diabetes juga meningkat. Diabetes adalah penyakit yang tidak tersembunyi, tetapi kita perlu menghentikan lonjakan yang terjadi.

"Kita bisa menghentikannya, kita mengetahui yang perlu dilakukan, tetapi kita tidak membiarkan berkembang seperti saat ini karena pengaruhnya yang besar terhadap kesehatan orang, keluarga dan masyarakat."

Para peneliti dari Jepang mengungkapkan tidur siang lebih dari satu jam kemungkinan merupakan tanda awal dari diabetes tipe-2.

Temuan dalam penelitian para ilmuwan di Universitas Tokyo, yang kemudian disampaikan dalam sebuah pertemuan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes di Muenchen, Jerman, menyebutkan, risiko diabetes tipe-2 meningkat sebanyak 45% pada orang-orang yang menghabiskan tidur siang selama lebih dari 60 menit, dibanding dengan mereka yang tidak tidur siang.

Mereka menemukan kaitan tidur siang dan diabetes tipe-2 setelah menganalisis kajian-kajian observasi yang melibatkan lebih dari 300.000 orang.

Para peneliti juga mengatakan tidur siang yang lama bisa mengakibatkan tidur kita terganggu di malam hari, berpotensi disebabkan oleh sleep apnea atau terganggunya pernapasan ketika sedang tidur.

Dan gangguan tidur ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, masalah jantung dan gangguan metabolik lainnya, termasuk diabetes tipe-2.

Kurang tidur, yang disebabkan oleh pekerjaan atau pola kehidupan sosial, juga bisa menyebabkan peningkatan nafsu makan, yang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe-2.

Tapi tidur siang yang lama mungkin juga terjadi pada orang-orang yang kurang sehat atau berada pada tahap awal terkena diabetes.

Sebaliknya, tidur siang lebih pendek, lebih mungkin meningkatkan kewaspadaan dan keterampilan motorik

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Waspadalah

Naveed Sattar, profesor kedokteran metabolik di Universitas Glasgow, mengatakan sekarang ini terdapat banyak bukti semacam hubungan antara gangguan tidur dan diabetes.

"Kemungkinan faktor risiko yang menyebabkan diabetes juga disebabkan dari tidur siang. Hal ini bisa mencakup kadar gula yang agak tinggi, yang berarti tidur siang dapat menjadi tanda peringatan awal dari diabetes," katanya.

Tapi uji coba yang tepat diperlukan untuk menentukan apakah pola tidur menciptakan perbedaan bagi "hasil kesehatan yang nyata".

Dr Benjamin Cairns, dari unit epidemiologi kanker di Universitas Oxford, mengatakan temuan tersebut harus diperlakukan dengan cermat.

"Secara umum, tidak mungkin membuat kesimpulan tentang sebab dan akibat berdasarkan studi observasional saja, karena biasanya mereka tidak bisa mengesampingkan penjelasan alternatif untuk temuan mereka," katanya.

Sinar matahari bisa memperlambat penambahan berat badan dan mencegah kemunculan penyakit diabetes tipe 2, kata para peneliti.

Dalam tulisan di jurnal Diabetes, para ilmuwan Inggris dan Australia mengatakan, kesimpulan ini didapat setelah paparan cahaya ultraviolet terhadap tikus-tikus membuat binatang ini lebih sedikit makan.

Kajian ini juga memperlihatkan tikus-tikus ini lebih sedikit makan bukan karena vitamin D, yang dihasilkan tubuh ketika mendapatkan sinar matahari.

Salah satu ilmuwan yang melakukan kajian, Dr Shelley Gorman, mengatakan temuan ini menunjukkan cahaya matahari adalah bagian penting dari gaya hidup sehat.

"Paparan sinar matahari yang tidak berlebihan, digabung dengan olahraga dan konsumsi makanan sehat, bisa mencegah obesitas di kalangan anak-anak," ujar Dr Gorman, ilmuwan di Telethon Kids Institute, Perth, Australia.

Para ilmuwan yang melakukan penelitian mengatakan kesimpulan harus ditanggapi secara hati-hati, karena tikus termasuk nokturnal, memiliki bulu, yang biasanya tidak terbiasa dengan paparan sinar matahari.

Setelah terpapar sinar ultraviolet, tikus-tikus yang diselidiki juga memperlihatkan tanda-tanda yang lebih sedikit dari diabetes tipe 2, begitu seperti dituls oleh beberapa media kesehatan, baik asing maupun luar negeri.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jangan Takut Makan Nasi

Mengapa Badan Pusat Statistik (BPS)  menunjukkan konsumsi beras bangsa Indonesia sebesar 114 kg/kapita/tahun. Dikombinasi pola hidup yang tidak sehat, konsumsi nasi dari beras padi secara berlebihan dikhawatirkan menambah besar potensi diabetes tipe 2.

Namun berdasarkan pengalamn hidup saya sendiri, setelah terserang kolesterol dan gula darah, maka kuncinya hanya kembali kepada pola makan yang sehat, makan dari bahan alami, bahan makanan yang tidak terpapar kimia, mercuri, racun pestisida, dan makan beras sehat. Seperti anjuran sahabat saya Hasnil Mutaqiem, yakni beras diabetes, yang juga telah melalui berbagai uji klinis, melalui penelitian panjang dan secar empiris telah digunakan banyak orang yang terkena diabetes.

Salam Pak Dhe Gondo

Be Rice Be Healty...

Tanhks Eka Farm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun