Akibat banjir dan hujan lebat, mengakibatkan perekonomian lumpuh. Ini bukan bualan, bukan pleonasme, melebih-lebihkan. Bukan hoax. Ini kenyataan, setidaknya bagi para pelaku industri batik di manapun berada. Terutama di wilayah Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, sejak dua minggu lalu nyaris tidak ada lagi aktivitads produksi di sentra-sentra batik.
Seluruh ruangan yang biasanya riuh, kini sunyi. Apalagi hujan tidak lagi mengguyur, tetapi juga mengakibatkan genangan di mana-mana dan banjir, yang mengakibatkan banyak sentra-sentra industri batik terendam banjir.
Bukan saja para pembatik manual alias batik tulis dan lukis, yang harus tiarap total, tetapi juga para pembatik semi printing, yang berada di sentra batik Gulurejo, Lendah, kabupaten Kulonprogo, "libur" panjang. Entah sampai kapan.
Padahal di sentra ini, ribuan mulut harus makan, ribuan pekerja harus berpenghasilan, dan ribuan buruh harus tetap bekerja untuk menyangga kebutuhan hidup sehari-hari.Â
Jika benar, musim penghujan kali ini akan memakan waktu hingga empat bulan ke depan, dipastikan perekonomian ribuan keluarga akan kritis. Tetapi sayangnya mereka bukan kelompok warga yang dikategorikan terdampak bencana banjir atau longsor, sehingga tidak bakal mendapat bantuan sembako atau dukungan pangan dari pihak pemerintah maupun lembaga lain yang peduli.
Hehehe...
Nah, bagi para pengusaha sektor batik, menangislah sampai puas. Jika memang harus menangis. Tetapi bersyukurlah, karena masih bisa menikmati hujan dan banjir, jika memang hujan wajib disyukuri, sebagai karunia Sang Kholiq. Atau justru akan menangis darah di saat seperti ini?
Biasanya hujan turun deras, lumrah. Hujan berhari-hari biasa. Tetapi kali ini sungguh luar biasa. Hujan deras dua hari seluruh kawasan produksi tergenang air. Seluruh kegiatan lumpuh total, tanpa bisa menawar. Ada apa?
Rupanya intensitas hujan, lebih dahsyat dibanding musim-musim penghujan sebelumnya. Disertai tiupan angin dahsyat yang terus berlangsung, maka bukan saja tiarap seluruh aktivitas produksi, tetapi semua menjadi khawatir akan terjadinya bencana besar, berupa banjir bah, dan puting beliung, dan kini semuanya hanya bisa berharap semoga ada hari baik untuk kembali berproduksi karena ribuan mulut harus makan.