Mohon tunggu...
paman gober
paman gober Mohon Tunggu... -

penulis kumpulan cerpen pasca kematian paman gober, sehari-hari menulis dan membaca, menekuni usaha pernikahan, tinggal di jakarta dan sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tafisa World Games 2016, Olimpiade yang Senyap

9 November 2015   19:18 Diperbarui: 9 November 2015   19:54 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Karakter Jaka terinspirasi dari Tarsius Tersier, spesies asli Indonesia yang tersebar di Sulawesi dan Bangka Belitung"][/caption]

Kurang dari setahun lagi Jakarta bakal menggelar pesta akbar bertajuk 6th Tafisa World Games 2016. Hingga hari ini, belum ada hingar bingar pemberitaan mengenai persiapan event yang digadang-gadang sebagai Olimpiade olahraga rekreasi tersebut.

Penunjukan Jakarta sebagai tuan rumah Tafisa World Games 2016 sendiri tidak dicapai dengan mudah. Dalam kongres The Association For International Sport For All (Tafisa), November 2011, Indonesia harus bersaing dengan Belanda yang mengajukan Kota Frieche sebagai tempat tuan rumah. Akan tetapi Indonesia berhasil terpilih setelah mengumpulkan dukungan terbanyak dari para negara anggota Tafisa.

Secara historis, Tafisa World Games telah digelar lima kali, yakni Bonn 1992, Bangkok 1996, Hannover 2000, Busan 2008, dan Siaulai 2012. Dalam penyelenggaraan terakhir di Siaulai sebanyak 10.000 orang dari 100 negara ikut berpartisipasi. Adapun tahun depan peserta yang hadir ditargetkan lebih banyak dari sebelumnya. Demi menyukseskan hajatan besar tersebut pemerintah tentunya perlu mempersiapkan beberapa hal, yaitu regulasi, infrastruktur dan sarana olahraga, serta fasilitas penunjang lain.

Di luar masalah yang membelit, Jakarta sebetulnya memiliki kesiapan menyelenggarakan Tafisa World Games. Apalagi Jakarta mempunyai rekam jejak sebagai tuan rumah multi event olahraga, seperti Asian Games, Nefos Games, dan Sea Games. Sementara itu pemerintah juga telah menyiapkan regulasi melalui Keppres No. 4 Tahun 2015 Tentang penyelenggaraan The 6th Tafisa Games 2016 yang mengacu pada UU No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan UU No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Dari kulit luar pemerintah nampaknya sungguh serius menggarap Tafisa World Games 2016. Misalnya, tak tanggung-tanggung, pemerintah melibatkan 11 kementerian untuk mengacarai olimpiade rekreasi tersebut, plus Kapolri dan Gubernur DKI Jakarta. Khusus DKI Jakarta sendiri selaku tuan rumah mempunyai tanggung jawab lebih, di antaranya mengadakan seremoni penutupan.

Meski demikian, pemerintah agaknya melupakan promosi Tafisa World Games 2016. Hal yeng perlu digarisbawahi, Tafisa World Games tidaklah sama dibandingkan pesta olahraga akbar lainnya, seperti Asian Games, Olimpiade atau Piala Dunia. Sebagai brand, Tafisa World Games masih tergolong bayi. Pengetahuan masyarakat tentang Tafisa masih sangat sedikit. Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan ruang lingkup Tafisa yang sudah mendunia. Oleh karena itu dibutuhkan promosi untuk membangun brand Tafisa World Games dengan strategi yang mumpuni.

Siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas hal ini? Sejatinya Indonesia sudah memiliki organisasi resmi yang membawahi olahraga non prestasi, yaitu Federasi Olahraga Rekreasi masyarakat Indonesia atau FORMI. Tetapi FORMI pun semenjak didirikan nyaris tidak tersentuh media, kecuali dalam beberapa bulan belakangan. Untuk itu tugas promosi Tafisa World Games 2016 semestinya menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan. Jika tidak, Tafisa World Games 2016 hanya akan menjadi "olimpiade" yang senyap.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun