Salah satu kesenian Kuntulan (sumber foto antara)
(Semarang) Bermacam kreativitas dari 800-an warga Desa Jatirejo Kecamatan Suruh mulai dari anak-anak pelajar, kalangan remaja serta para orang tua baik laki-laki maupun perempuan di wilayah Jatirejo Suruh Kabupaten Semarang meramaikan Gebyar Karnaval 1 Muharram 1439 H yang digelar oleh Forum Pemuda Jatirejo, pada hari Kamis, 21 September 2017. Ada drumblek dan musik plek jing (rebana), kesenian rodad (kuntulan) dan berbagai macam kesenian islami lainnya turut serta dalam keceriaan kirab budaya mengitari kawasan desa Jatirejo dari dusun Dukuh hingga masuk ke kampung-kampung dengan tujuan memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram 1439 H dengan finish di Bale Panjang yang merupakan petilasan Sunan Kalijaga.
Muhammad Afifudin kordinator kegiatan mengatakan, Gebyar Karnaval 1 Muharram ini mengusung tema "Silaturahmi Islam Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa " Tujuannya, mempererat tali silaturahmi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan warga Jatirejo demi kemajuan desa. "Konteksnya sangat jelas. Warga masyarakat terdiri dari banyak elemen yang berbeda-beda, butuh penguatan tali silaturahmi. Silaturahmi menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Dengan silaturahmi ini, muncul kesepahaman meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan untuk kemajuan desa," kata Muhammad Afifudin.
Kordinator acara, Ahmad Sahal menyebutkan rute-rute yang dilalui kirab budaya ini adalah Dusun Dukuh, Gedhongan, Jatirejo.
"Mereka para peserta karnaval berkumpul di Dusun Dukuh sejak pukul 07.00 WIB. Rombongan karnaval mulai diberangkatkan pukul 08.00 WIB untuk melaksanakan kirab dari titik kumpul ke Dusun Gedhongan, melewati Dusun Krajan, lalu ke Dusun Klewonan, lalu melewati Dusun Gruneng, sampai Bale Panjang Kauman Jatirejo," tutur Ahmad Sahal.
Menariknya, pada perhelatan ini, para peserta tidak diharuskan memakai baju yang bertema Islami, tetapi bisa menggunakan pakaian adat maupun kesenian lainnya. Sahal menjelaskan untuk tetap mempersatukan di Indonesia perlu adanya tali silaturahmi dengan niat beribadah kepada Allah. "Pesannya juga, agar umat Islam menebar kasih sayang dan tidak mudah terpecah belah dengan adanya isu-isu negatif yang mengangkut SARA," paparnya.
Sementara itu, Ahmad Baihaqi, salah satu tokoh desa Jatirejo mengatakan pihaknya sengaja mengadakan kirab budaya dan dilanjutkan dengan pengajian akbar pada siang harinya, selain untuk memperkuat akidah keislaman kita, apalagi di tahun baru islam, harus ada peningkatan ketakwaan dan ibadah social kita daripada tahun-tahun sebelumnya. Kirab budaya dan pengajian ini juga haul Sunan Jati dan napak tilas pada peninggalan Sunan Kalijaga yakni Masjid Baiturrohim, Balai Panjang dan benda-benda peninggalan lainnya.
 Tidak hanya itu, ada juga kelompok yang menampilkan berbagai pernak-pernik karnaval seperti miniatur Kakbah, unta-untaan, pakaian dari kertas serta berbagai kreativitas lainnya.(han)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H