Mohon tunggu...
Abdul Cholik
Abdul Cholik Mohon Tunggu... -

Kakek dari 4 orang cucu yang pintar dan lucu-lucu.Tinggal di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

3 Syarat Menuju Pernikahan Sehat

26 Desember 2009   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tip tentang lika-liku rumah tangga sudah cukup banyak ditulis oleh para sahabat dengan segala keaneka-ragamannya. Sebagai selingan, saya juga ingin sedikit membagi tip ringan tentang sebuah kehidupan rumah tangga. Apa yang ingin saya sampaikan ini  kiranya bisa menjadi pelengkap dari artikel lain yang sudah ada.

Sebuah pernikahan yang sehat, harus memenuhi 3 syarat.

1. Yang menikah haruslah manusia. Karena yang menikah adalah manusia dan bukan binatang, maka perilaku suami isteri haruslah seperti manusia.

Jika ada suami yang memperlakukan isterinya seperti binatang atau sebaliknya isteri berbuat semena-mena terhadap suaminya, maka pernikahan itu jelas tidak sehat. Seorang suami yang tega memukuli, menginjak-injak dan melakukan tindakan-tindakan sadis lainnya terhadap isterinya akan mengantarkan rumah tangga mereka ke jurang kehancuran.

2. Yang menikah harus manusia yang hidup. Manusia yang hidup pasti mempunyai nafsu, antara lain nafsu ammarah, nafsu lawwamah, nafsu mutmainah, dan nafsu-nafsu lainnya. Suami-isteri harus bisa mengelola nafsu dengan baik. Misalnya nafsu ammarah.  Nafsu amarah jika tidak dikelola dengan baik akan  berakibat buruk bagi suatu pernikahan.

Manusia hidup juga mempunyai berbagai kebutuhan, bukan hanya sekedar makan dan pakaian. Manusia juga butuh penghargaan. Manakala suami dan isteri tidak saling menghargai satu sama lain akan menyebabkan pernikahan itu tidak sehat.

Pernikahan bukan hanya urusan ranjang, tetapi ada urusan-urusan lain yang memerlukan perhatian.

3. Yang menikah harus manusia laki-laki dengan manusia  perempuan. Jika yang menikah adalah seorang laki-laki dengan laki-laki, atau wanita  menikah dengan wanita maka pernikahan itu tidak sehat, walau konon katanya ada  juga yang melakukannya.

Laki-laki harus mengetahui bahwa isterinya adalah wanita. Wanita itu memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Jika seorang laki-laki mengetahui bahwa isterinya sedang membawa beras 10 kg tetapi si suami malah berjalan dibelakangnya sambil sms-an, maka laki-laki seperti ini tidak sadar bahwa isterinya adalah wanita. Sebaliknya seorang isteri yang menyuruh suaminya berbelanja kepasar, memasak, mencuci pakaian, membuatkan susu untuk bayi, sedangkan dia sendiri asyik bermain futsal atau membetulkan genteng yang bocor, maka wanita tadi pasti lupa bahwa suaminya adalah seorang laki-laki.

Kita sering mendengar atau menyaksikan dilayar televisi, betapa sebuah pernikahan hanya berlangsung seumur jagung, begitu cepat begitu singkat, sudah hancur berantakan. Usia pernikahan mereka tidak sepadan dengan lamanya mereka merencanakan dan melaksanakan pesta pernikahan itu sendiri.

Itulah garis besar tip yang ingin saya sampaikan. Bagaimana penjabarannya secara rinci, tentu akan sangat elok bila kita diskusikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun