Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Setya Novanto Tersangka di KPK

4 Oktober 2014   01:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:28 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan kasus korupsi suap perubahan perda no 6 tahun 2010 tentang penambahan anggaran pembangunan venue untuk pelaksanaan PON di Pekanbaru Riau memasuki babak baru. Seperti sudah kita ketahui bersama, KPK sudah menetapkan beberapa anggota DPRD Riau (Taufan Andoso Yakin dkk) Kepala dinas olahraga Riau Lukman Abbas dan gubernur Riau Rusli Zainal sebagai tersangka korupsi.

Untuk mencairkan dana pembangunan venue PON sesuai Perda no 6 tahun 2010, gubernur Riau Rusli Zainal perlu melobi badan anggaran DPR RI dan komisi X yang membidangi tentang keolahragaan. Karena Rusli Zainal merupakan politisi partai golkar, maka untuk menggolkan anggaran tambahan senilai Rp 290 miliar, Rusli Zainal melobi badan anggaran DPR RI melalui ketua fraksi partai golkar Setya Novanto dan anggota Banggar dari partai golkar Kahar Muzakir. Mereka pun bertemu di ruang kerja Setya Novanto di lantai 12 gedung nusantara I DPR RI, yang pada tanggal 19 maret 2013 lalu digeledah oleh KPK demi pengembangan penyidikan kasus-kasus korupsi di KPK yang diduga melibatkan Setya Novanto.

Atas keterangan terdakwa, saksi-saksi dan petunjuk yang terungkap di persidangan pengadilan tindak pidana korupsi, penyidik KPK beberapa kali memeriksa Setya Novanto sebagai saksi kasus korupsi untuk membuat terang perkara. Diperiksa beberapa kali oleh KPK, keterlibatan Setya Novanto di lingkaran korupsi PON Pekanbaru tersebut masih saja gelap.

Gelapnya peran Seyta Novanto dalam perkorupsian di Indonesia, entah disebabkan penyidik KPK-nya yang bodoh sehingga tidak mampu menemukan bukti keterlibatan Setya Novanto? Atau penyidik KPK yang pura-pura bodoh sehingga Setya Novanto tetap melenggang aman tak tersentuh hukum? Atau memang permainan Setya Novanto yang rapih dan cantik sehingga ia bisa menghindar dari jeratan hukum di Indonesia yang sejak KPK dipegang Abraham Samad, siapapun di republik ini tidak bisa menghindar apabila penyidik KPK sudah menemukan minimal 2 alat bukti? Bukti paling nyata tentang hal ini adalah penetapan Tersangka korupsi kepada 3 menteri aktif di kabinet presiden SBY, yaitu Andi Malarangeng, Suryadharma Ali dan Jero Wacik. Hal yang dilakukan oleh Abraham Samad dengan KPK ini tidak pernah kita temui di era sebelumnya, seorang menteri aktif dikenal kebal hukum, kecuali setelah dia lengser.

Saya menduga keras, Setya Novanto bermain rapih dan cantik, makanya sejauh ini masih aman-aman saja, bukannya kebal hukum. Terkait kesan kebal hukumnya Setya Novanto, ketua KPK Abraham Samad sampai mengatakan : "(Posisi Ketua DPR) tidak mempersulit karena ketua DPR tidak punya kekebalan hukum." Nah, Abraham Samad sudah memberi kode, bahwa Setya Novanto tidak kebal hukum. Pernyataan tersebut (juga) saya tafsirkan tidak lama lagi Setya Novanto akan jadi tersangka korupsi di KPK.

Ada beberapa Peribahasa yang cocok dengan situasi dan kondisi terkait Setya Novanto ini :

1. "Tak ada gading yang tidak retak", dikaitkan dengan permainan setya Novanto bisa diartikan tidak ada permainan yang rapih dan cantik yang sempurna, pasti ada satu atau dua titik yang tidak rapih dan cantik permainannnya.

2. "Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh juga." dikaitkan dengan permainan setya Novanto bisa diartikan sepandai-pandainya Setya Novanto korupsi dan merampok uang negara, pasti suatu saat akan jadi tersangka juga.

3. "Air cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan juga." dikaitkan dengan permainan setya Novanto bisa diartikan uang korupsi yang dilakukan setya Novanto yang ketua fraksi partai golkar DPR RI, akan mengalir juga ke Rutan KPK untuk biaya hidup Setya Novanto di penjara nantinya.

4. "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian" dikaitkan dengan permainan setya Novanto bisa diartikan bersakit-sakit dahulu saat pilpres (kalah) lalu bersenang-senang saat paripurna DPR RI. Terbukti walaupun koalisi merah putih gagal mendudukan Prabowo Subianto di kursi presiden RI, tetapi berhasil mendudukan Setya Novanto sebagai ketua DPR RI, dan lebih hebatnya berhasil mendudukan public enemy Fadli Zon dan Fahri Hamzah sebagai wakil ketua DPR RI. Ini kesuksesan koalisi merah putih yang luar biasa. Saya yakin siapapun di Indonesia ini yang pintar dan cerdas, tidak pernah bermimpi bahwa Fadli Zon dan Fahri Hamzah akan memimpin DPR RI yang terhormat itu.

5. "Di atas langit masih ada langit" dikaitkan dengan permainan setya Novanto bisa diartikan Setya Novanto yang sepertinya sakti dan tidak tersentuh hukum, sebenarnya belum ada apa-apanya. Ada lagi di atas Setya Novanto yang sepertinya banyak korupsinya, tetapi sampai sekarang tidak pernah bermasalah dengan hukum, siapa lagi kalo bukan ketua umum partai golkar Aburizal Bakrie. Belajar dari kisah masa lalu, di mana Sri mulyani mental dari kabinet SBY karena mau coba-coba melawan ARB, maka siapapun yang mau melawan ARB mesti pikir-pikir 2x.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun