Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebagai Muslim, Saya Sedih Haji Lulung Jadi Candaan di Media Sosial

7 Maret 2015   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:01 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425728286144277232

Indonesia adalah pengguna twitter terbesar di dunia, sehingga apa yang lagi ramai di Indonesia, jika oleh netizen beramai-ramai dalam waktu hampir bersamaan dimasukan ke dalam timeline twitter, maka dalam waktu tidak terlalu lama, menjadi trending topic world wide tidak akan terhindarkan lagi.

2 hari terakhir, berita di Indonesia tentang perseteruan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan anggota DPRD DKI Jakarta, khususnya dengan wakil ketua DPRD Abraham Lunggana a.k.a Haji Lulung menjadi trending topic world wide dengan tagar #SaveHajiLulung.

Tidak seperti #SaveJokowi, #SaveAhok, #SaveSyahrini atau #SavePakdeKartono yang gantengnya sungguh menyiksa banyak gadis kinyis-kinyis dan wanita matang manggis, yang bener-bener mengkampanyekan ke banyak orang untuk menyelamatkan sosok dimaksud, #SaveHajiLulung malah dimaksudkan sebagai satire yang mendiskreditkan, mengolok-olok atau menghina Haji Lulung karena berseteru dengan gubernur Ahok yang merupakan media darling seperti halnya Jokowi.

Terus terang saya merasa sedih, gelar HAJI yang sangat mulia bagi umat muslim, sebagai perwujudan bahwa seseorang telah melaksanakan rukun islam ke 5, menjadi olok-olokan di media sosial dengan #SaveHajiLulung, terlepas dari sosok Haji Lulung yang memang kontroversial, yang menyebut UPS dengan USB. Jelek-jelek gitu, haji Lulung adalah tokoh masyarakat Betawi, ia sangat dihormati di kalangan masyarakat Betawi.

[caption id="attachment_401327" align="alignnone" width="640" caption="Foto dari sidomi.com"][/caption]

Sebagai umat muslim, saya merasa sangat sedih sekali. Kenapa netizen harus memakai #SaveHajiLulung? Kenapa tidak memakai #SaveAbrahamLunggana? Kan sama saja sosok yang dimaksud.

Kasihan haji-haji yang lain, dengan olok-olok ini, gelar haji seperti tidak mendapat tempat terhormat, seperti tidak punya nilai kharismatik. Padahal, seseorang yang bergelar haji, diharapkan menjadi teladan di lingkungannya.

Jika Haji Lulung tidak dapat menjadi teladan di DPRD, jangan panggil dia Haji Lulung, panggil saja pak Lulung, mas Lulung, bang Lulung atau Lulung (saja). Mengolok-olok di twitter dengan #SaveHajiLulung adalah penghinaan untuk umat muslim, juga untuk haji-haji lain yang bangga dengan hajinya, yang didapatnya dengan beribadah sampai jauh ke Arab Saudi, mempertaruhkan jiwa, raga dan hartanya. Benar saja, pakde saya gak lama Bicara ke saya "Si Lulung ini ngapain sih dipanggil pakai haji, Kelakuannya gak cocok, Jokowi sudah haji juga gak dipanggil Haji Jokowi. Kalo sekarang diolok-olok gini, kasihan yang bener-bener haji."

Kepada teman-teman yang masih ingin mengolok-olok Haji Lulung, silakan lanjutkan bila itu bisa membuat teman-teman senang dan bahagia, tapi PLEASE jangan pakai tagar #SaveHajiLulung, pakai saja tagar yang lain, misal #SaveAbrahamLunggana atau #SaveAbangLulung atau #SaveLulung atau #SaveAbangLinglung.

Terserah mau pakai tagar apa, yang penting jangan memakai kata "Haji", karena ini sebenarnya sungguh menyakitkan buat saya selaku umat muslim saat membacanya, saya tanya ke 3 orang teman lain dan mereka sependapat dengan saya, dan sepertinya umat muslim lain akan sepakat dengan saya, cuma belum berani bersuara. Gak tau kalo mas Anang Hermansyah?

Selamat malam Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun