Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Tuhan Menampar Denny Indrayana

14 Juli 2013   19:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:33 6027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus diakui Denny Indrayana adalah sosok anak muda cemerlang, diusia belum genap 40 tahun, lahir tanggal 11 Desember 1972 di Pulau Laut Kalimantan Selatan, berbagai prestasi dan jabatan bergengsi berhasil diraihnya, antara lain Direktur Pukat UGM, direktur Indonesia Court Monitoring (ICM), profesor dan guru besar tata negara dari UGM, staf ahli bidang hukum presiden SBY, sekretaris satgas mafia hukum, wamenkumham RI dan komisaris utama PT Jamsostek. 2 jabatan terakhir ia pegang dalam waktu bersamaan karena ia masih mempunyai waktu longgar disela-sela mengurus pemasyarakatan dan imigrasi di seluruh Indonesia.

Karir Denny Indrayana yang melesat bak roket bukan hal yang tiba-tiba, semua merupakan hasil kerja keras sejak muda, sudah direncanakan dan didukung otak yang lumayan pintar (bukan jenius). Denny Indrayana lulus dari fakultas hukum UGM dengan IPK 3.23. Denny Indrayana tak mampu lulus dengan IPK cum laude dari UGM karena berdasarkan informasi dari Denny Indrayana, tingkat kehadirannya di ruang kuliah hanya 25% dimana dia lebih sibuk berorganisasi dibanding kuliah (UGM perlu mengklarifikasi hal tersebut, bagaimana seorang mahasiswa dengan tingkat kehadiran 25% bisa lulus dan mendapat gelar Sarjana Hukum). Denny Indrayana sadar betul dengan vokal mengkritik pemerintah sebagai anggota LSM ia akan dilirik dan ditarik masuk ke pemerintahan supaya diam tak mengkritik pemerintah lagi, seperti aktivis-aktivis sebelumnya pada jaman orde baru, sebab lain adalah untuk masuk partai politik ia tak punya cukup dana dan relasi yang baik dengan pengurus partai politik.

Dalam jabatannya, beberapa kali Denny membuat gebrakan anti korupsi dan anti koruptor yang mendapat apresiasi dari masyarakat banyak, hal ini dipandang gebrakan yang baik dan mampu menaikan citra presiden SBY dan Denny Indrayana sendiri, sayangnya, beberapa gebrakan tersebut harus dimentahkan atau berakhir tragis akibat kesalahan kecil (blunder) yang dibuat oleh Denny Indrayana dimana ia tak kuasa melawannya karena tekanan yang sangat besar dari pihak lawan.

Beberapa orang berkeyakinan, blunder yang dilakukan Denny Indrayana diartikan tangan-tangan Tuhan sedang bekerja untuk membatalkan sesuatu yang batil dan zolim, atau dalam bahasa sederhana, Tuhan menegur Denny, Tuhan menampar Denny.

Berikut adalah beberapa program denny yang bagus namun dipatahkan akibat blunder Denny Indrayana sendiri ;

1. Narapidana kasus travel cek yang menjadi whistle blower, Agus Condro (1 tahun 3 bulan penjara) dari PDIP di vonis paling ringan oleh majelis hakim pengadilan tipikor Jakarta dan mendapat reward dari Denny indrayana sebagai satu-satunya narapidana yang mendapat remisi dan pembebasan bersyarat.
--> ini adalah kebohongan publik, sebab faktanya anggota DPR RI dari PPP yaitu Sofyan Usman dan Daniel Tanjung juga mendapat vonis yang sama 1 tahun 3 bulan penjara, dan mendapat remisi serta pembebasan bersyarat sehingga bebas bersamaan waktunya dengan Agus Condro, sehingga Agus Condro bukan satu-satunya, dan gelar whistle blower tak berarti apa-apa. Terkait dengan hal ini, Denny terdiam ketika dikonfirmasi wartawan, ia tak mampu berkata apa-apa, sebab omongannya yang bohong, yang bilang Agus Condro satu_satunya, terbantahkan dengan fakta Sofyan Usman dan Daniel Tanjung dari PPP.

2. Moratorium remisi, asimilasi dan pembebasan bersyarat narapidana narkotika, terorisme dan korupsi tahun 2012 silam yang membuat lawan politik Denny Indrayana, yaitu Paskah Suzetta dkk batak bebas bersyarat lari rutan cipinang.
--> ini kejadian paling lucu sedunia, Paskah Suzetta tidak dibebaskan dari rutan cipinang, tetapi rekan-rekannya dari Golkar yang ditahan di rutan salemba di bebaskan, padahal hukumannya sama.
--> moratorium dicabut dan dinyatakan tidak berlaku karena desakan kepala lapas seIndonesia akibat Denny Indrayana yang menendang dan menampar sipir lapas Pekanbaru

3. Pengetatan remisi, asimilasi dan pembebasan bersyarat melalui PP 99 tahun 2012 yang berlaku surut sejak ditetapkan tanggal 12 november 2012
--> PP no 12 dinyatakan presiden SBY, menkopolhukan Djoko Suyanto dan menkumham Amir Syamsuddin tidak berlaku surut untuk narapidana yg sudah inkraht sebelum 12 november 2012, pemicunya adalah kerusuhan napi di lapas Tanjung Gusta Medan.

Selamat malam Indonesia

PS :
Kepada pejabat yang mendapat amanah dalam jabatannya, agar bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menjalankan amanah, perlu ingat Gusti Allah Ora Sare. Jangan sampai kejadian pada diri Denny indrayana terjadi pada pejabat lain, dimana Tuhan menampar untuk mengingatkan jangan berbuat zolim dan batil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun