Membaca berita di detik.com sore ini, saya tertarik dengan judul tulisan “Fahd Mengaku Pernah Mendapat Ancaman dari Nazaruddin” membuat saya tergerak untuk menurunkan tulisan ini. [caption id="attachment_314204" align="aligncenter" width="480" caption="fahd di lapas sukamiskin (foot dari sindo.com)"][/caption] Latar belakang detik.com menurunkan tulisan tersebut, akibat pernyataan Fahd El Fouz, politisi muda dari Partai Golkar yang merupakan anak dari penyanyi dangdut Arafiq, terpidana kasus korupsi yang ditahan KPK di Lapas Sukamiskin Bandung berbarengan dengan terpidana korupsi lainnya seIndonesia, antara lain mantan bendahara Partai Demokrat M Nazaruddin seusai memberi kesaksian untuk terdakwa Haris Suharman di Pengadilan Tipikor Jakarta. Fahd mengatakan “Dulu pernah terjadi penyerangan. Waktu itu Nazar mengerahkan 30 orang untuk menyerang saya, Kalau Nazar yang ngomong dia diancam dibunuh, langsung LPSK datang buru-buru. Apa karena dia partai penguasa langsung buru-buru datang, langsung pengen diselamatin. Apa karena saya Partai Golkar, makanya saya tidak.” Waduh, saya kaget juga dengar di penjara Indonesia ada serang menyerang ramai-ramai seperti sering kita lihat di penjara-penjara luar negeri dalam film-film Hollywood. Di penjara luar negeri memang terkenal ada genk-genkan, yang kuat secara fisik, yang akan menang dan berkuasa, istilahnya Only The Strong. Sepengetahuan saya, di Indonesia, yang menang dan berkuasa adalah yang punya uang. [caption id="attachment_314205" align="alignnone" width="625" caption="nazaruddin di lapas sukamiskin (foto dari pikiranrakyat.com)"]
[/caption] Nah, yang menjadi masalah, di Lapas Sukamiskin, dimana isinya terpidana korupsi, semua kan pasti punya uang, lalu siapa yang akan menang dan berkuasa. Apa iya Nazaruddin sampai kirim 30 orang untuk menghajar Fahd? Ada masalah apa antara mereka berdua? Apa Fahd tak bisa balik mengirim 40 orang untuk menghajar Nazaruddin? Saya yakin baik Nazaruddin maupun Fahd sanggup membayar 100 orang lebih untuk saling serang.
Kalo ternyata di penjara, para terpidana bisa saling serang menyerang dan hajar menghajar sampai sekarat, sepertinya seru juga, jadi lain kali orang akan berpikir 1000x untuk korupsi, karena bisa masuk penjara, dan di penjara bisa dihajar sampai sekarat. Mitos bahwa penjara itu enak ternyata tidak 1000% benar, karena ternyata di dalam penjara keselamatan nyawapun bisa terancam. Contoh paling nyata adalah kasus penyerangan anggota kopassus kepada 4 tahanan Lapas Cebongan Sleman, dimana 4 tahanan tersebut dibantai tanpa ampun, tanpa bisa memberikan perlawanan, sementara sipir lapas hanya pasrah anggota kopassus menghabisi nyawa tahanan tersangka pembunuhan anggota kopassus di Hugo Café Yogyakarta. Satu hal yang saya mau kritik terhadap Nazaruddin yang mengirim 30 orang untuk menyerang Fahd El Fouz. Menurut saya , 30 orang itu kebanyakan, sebenarnya Nazaruddin cukup kirim 1 orang saja, yaitu Wamenkumham RI Denny Indrayana, yang sewaktu sidak ke lapas Sukamiskin Bandung tak berani membuka pinta sel kamarnya, untuk menyerang dan menghajar Fahd El Fouz, karena Denny Indrayana paling ditakuti oleh narapidana di semua lapas se-Indonesia, bukan preman-preman kelas teri yang ada di lapas, jika Denny Indrayana turun tangan langsung, pasti Fahd El Fouz akan minta ampun-ampun kepada Nazaruddin. [caption id="attachment_314206" align="alignnone" width="400" caption="Denny indrayana di lapas sukamiskin (foto dari detik.com)"]
[/caption] Selamat malam Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya