Anas menyampaikan tanggapannya atas status hukumnya sebagai tersangka, yang ditetapkan oleh KPK semalam dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat siang ini sekitar pukul 14.00 WIB.
Secara singkas, Anas mengatakan bahwa selama ini ia yakin akan tidak punya status apapun di KPK karena ia tak terkait sama sekali dengan proyek Hambalang, namun keyakinannya tersebut mulai luntur saat ada desakan kepada KPK agar memperjelas status hukum kader partai demokrat, katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, sampai dengan bocornya sprindik KPK. Ia juga heran kenapa beberapa petinggi partai demokrat sangat yakin dalam minggu ini Anas akan menjadi tersangka di KPK.
Lebih lanjut Anas mengatakan, tidak perlu percermatan terlalu canggih untuk mengetahui rangkaian peristiwa yang saling berkaitan sampai dengan penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka.
Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan dalam kongres partai Demokrat di Bandung. Anas memenangkan pemilihan ketua umum Demokrat kala itu padahal ia tidak diunggulkan. Anas mengalahkan calon yang dielus-elus SBY diputaran pertama yaitu Andi Malarangeng, dan calon yang dielus-elus SBY diputaran kedua Marzuki Alie.
Anas masuk ke dunia politik secara sadar dengan segala konsekuensinya, bahwa politik itu banyak intrik dan terkadang kasar, ia menganggap itu semua lazim, dan ia siap menghadapi segala kemungkinan di depan.
Anas sudah punya status hukum tersangka, ia juga mempunyai standar etik pribadi, maka Anas memutuskan berhenti sebagai ketua umum partai demokrat, hal ini sesuai juga dengan pakta integritas yang telah ia tanda tangani secara sadar dan penuh tanggung jawab.
Ketulusan, persahabatan dan persaudaraan Anas urbaningrum dijaminkan kepada seluruh kader partai Demokrat di seluruh Indonesia, dimanapun ia berada, terlepas dari adil atau tidak proses hukum yang berjalan dan dinamika partai politik yang kadang-kadang keras dan panas.
Anas menjanjikan suatu saat akan cerita panjang lebar tentang yang terjadi saat ini, yang merupakan ekses dari kongres di Bandung, namun saat ini bukan waktu yang tepat.
Panjang lebarnya cerita Anas Urbaningrum nanti apakah bisa diartikan ia akan bernyanyi dengan suara kencang namun merdu seperti halnya Nazaruddin? Apakah bisa diartikan ia akan melawan atas penzoliman yang dialaminya saat ini.
Saya meyakini Anas akan bernyanyi merdu dan melakukan perlawanan atas proses hukum dan politik yang tidak normal, karena 3 hal yang ia yakini, Ketulusan, persahabatan dan persaudaraan telah tercedarai oleh pengkhianatan beberapa pihak.
Anas mengatakan di akhir pidatonya, Ini bukan akhir dari segalanya, ini baru permulaan, ini baru sebuah awal langkah-langkah besar, ini baru halaman pertama, masih banyak halaman berikutnya untuk dibuka dan baca bersama untuk kebaikan bersama, untuk masa depan demokrasi berpolitik Indonesia.