Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Aku Tanpamu, Dunia Terasa Neraka

23 Agustus 2015   17:14 Diperbarui: 23 Agustus 2015   17:14 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto dari BBM Sonny"][/caption]

Mungkin teman-teman sudah pernah mendengar candaan ini "Kalo liat anak kecil di jalan, saya ingat anak di rumah, kalo liat gadis kinyis-kinyis, mba-mba office atau wanita matang manggis di jalan, bawaannya mau 'pipis' dan lupa istri di rumah." Entah bagi teman-teman candaan itu terasa kebenarannya atau tidak, kalo bagi Saya terasa setengah kebenarannya. Karena saya itu kalo liat anak kecil di jalan, langsung ingat anak di rumah, kalo liat gadis kinyis-kinyis, mba-mba office dan wanita matang manggis di jalan, saya langsung ingat istri, telpon istri dan memberitahukan pulang kantor agak telat. wkwkwk *JustKidding.

Minggu lalu, saat jalan-jalan ke suatu tempat, saya melihat sepasang suami istri sudah berusia lanjut sekali, sepertinya sudah berusia di atas 80 tahun. Dada saya langsung berdesir, suami istri tersebut masih mesra, mereka masih bergandengan tangan seperti anak muda pacaran yang baru jadian.

Anak muda yang sudah lama jadian kan gak cukup pegangan tangan, biasanya sudah mulai pegang-pegang bagian tubuh yang lain. Bagian tubuh yang mana? Biar hal ini menjadi bagian dari ahli anatomi tubuh Prof Jati Kumoro untuk menjelaskan. Dalam hati saya berkata "Ini cita-cita dan harapanku dengan istri sejak mengucapkan janji suci pernikahan beberapa waktu yang lalu. Saya ingin menua bersama, pingin meninggal duluan dibanding istri tercinta, supaya saya gak bersedih di sisa usia menangisi kepergiannya dan merawat makamnya seperti yang saat ini dilakukan Pak Habibie yang ditinggal pergi oleh Ibu Ainun."

Saya rasa keinginan Saya gak terlalu berlebihan dan bukan masalah sulit bagi Allah Al Mujiib untuk mengabulkan keinginan Saya dan istri. Saya sempatkan memfoto pasangan kakek nenek tersebut, dan di hotel tempatku menginap aku corat coret ringan di layar laptop membuat puisi.

[caption caption="foto dari fanpop.com"]

[/caption]

Jangan bandingkan puisi ini dengan puisi Desol atau Pebrianov yang ingin saling menikam dengan pisau belati yang tajam, juga pisau belati yang tumpul. Jangan bandingkan juga puisi ini dengan puisi Dewi Pagi yang selalu menginspirasi dan tidak memberi pilihan admin kompasiana untuk tidak mengHL, minimal mengHighlight karena saking puitisnya. Jangan juga bandingkan dengan puisi-puisi bang dosen Muhammad Armand yang selalu inspiratif menyentil sana sini dengan halusnya.

[caption caption="foto dari amazon.com"]

[/caption]

Puisi ini adalah harapan dari relung hati terdalam, permintaan jujur dan pasrah ke Allah SWT Ar Rahman Ar Rahiim, agar kiranya bisa mengabulkan harapan dan permintaan sederhana Saya agar diberi umur panjang untuk merawat anak cucu saya bersama-sama sebagai suami istri sampai salah satu diantara kami meninggalkan dunia untuk menghadap Allah SWT, seperti BJ Habibie dan ibu Ainun, seperti Noah dan Allie di film The Notebook.

 ----------------------------------------------------------------

Saat cinta tak lagi sekedar kata
aku kan tetap jadi pengikutnya
selama aku jadi satu-satunya lelakimu
aku kan tetap ada di sisimu
/
Tak usah salahkan waktu
atau perjalanan hidup yang terkadang bagai mimpi buruk
bila kamu slalu ada untukku
duniaku takkan pernah terpuruk
/
Tetaplah di sini
di jiwa dan di hati
walau telah memutih seribu helai rambut
dan sekujur kulit yang semakin mengeriput
/
Jangan pernah berniat pergi
sebab hidupku ini
jadi gak punya arti
tanpa kehadiranmu, ratu di hati
/
Peganglah tanganku
saat senja mendekati malam
dekap erat tubuhku
ketika malam merambat kian dalam
/
Bila waktuku dan waktumu tiba
kan kita bawa segenap cinta ikut serta
hingga kita bertemu lagi di tanah surga
hidup abadi selama-lamanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun