[caption caption="foto dari quotepixel.com"][/caption]
Selamat siang rekan-rekan pembaca. Saya memaklumi dan memaafkan kalo hari jumat ini rekan-rekan pada bangun tidur kesiangan, soalnya semalam kan malam jumat, yang punya pasangan kemungkinan menunaikan sunah rosul, terserah mau berapa ronde yang penting jangan lupa pemanasan yang cukup biar hasilnya maksimal, yang gak punya pasangan kemungkinan berkeliaran di luar rumah, gentayangan dari malam sampai menjelang subuh saingan dengan mahluk halus a.k.a hantu a.k.a setan.
Bicara tentang pemanasan, Saya teringat waktu muda dulu, tanpa pemanasan permainan Saya tetap OK.
Kalo main bola di lapangan besar bersama teman-teman, Saya jarang melakukan pemanasan. Saya Langsung aja lari ke tengah lapangan, menggocek bola seperti Maradona dan Messi mengecoh dan melewati minimal 2 bek lawan, lalu menembak bola tepat ke sudut-sudut gawang dan average 85% berbuah gol seperti Andri Shevchenko dan Marco Van Basten. Saya jarang membuat gol melalui sundulan kepala. Kepala Saya tidak terlalu tajam seperti Oliver Bierhoff yang tanpa melihat gawang sundulannya 85% tepat sasaran, soalnya saya kalo menyundul bola mata saya merem, kalo gak merem saya takut bolanya gak kena kepala tapi malah kena mata saya. Saat ini, di usia sepuh, kalo pemanasan gak cukup, saya sering cedera, bisa urat ketarik, tulang keseleo sampai kram di bagian tubuh tertentu.
Cerita di atas cukup yah buat pemanasan kita masuk ke pembahasan seri III tulisan cinta-cintaan, tulisan yang mendapat banyak apresiasi melalui email, BBM dan SMS dari teman-teman pembaca. Salah satu SMS mengatakan “Makasih banyak Pakde tulisan tentang cinta-cintaannya, sangat membantu menjelang pernikahan Saya supaya lebih mengerti satu sama lain, memahami dan memaafkan kesalahan satu sama lain sepanjang kesalahan itu bisa dimaafkan dan ia berjanji, bahkan bersumpah tak mengulangi kesalahan yang sama.”
Mungkin rekan-rekan pembaca sudah ada yang membaca buku legendaris best seller karya John Gray yang berjudul “Men are from Mars, women are from Venus (1993)” ? Jika ada yang belum baca, saya merekomendasikan untuk membacanya, karena dari buku itu kita mendapat justifikasi bahwa pada dasarnya, baik pria dan wanita mempunyai sifat dan sikap bawaan yang berbeda, yang sulit berubah walaupun sudah berpacaran atau menikah dalam waktu lama, yang terpenting adalah bagaimana mensikapi perbedaan yang ada, sehingga bukan perselisihan yang timbul, permasalahan yang membesar dan perpisahan yang tidak diinginkan yang terjadi, tetapi saling pengertian, saling memaafkan, saling melengkapi dan saling membahagiakan satu sama lain.
Siapa sih yang gak ingin bahagia selama hidup di dunia ini? Kamu juga pasti mau kan? Iya kamu, yang lagi serius menyimak tulisan ini sambil senyum-senyum simpul. Bahagia sendiri aja nikmat rasanya, apalagi bahagia berdua bersama pasangan. Iya gak sih teman-teman?
Kunci bahagia itu sebenarnya sederhana, bahagia kan kita yang buat, bukan kamu, dia atau mereka.
Sekuat apapun usaha orang di luar diri kita untuk membuat kita bahagia, tapi kalo kitanya gak berkenan dan menanggapinya dengan biasa-biasa saja, maka orang itu gak berhasil membahagiakan kita. Contoh paling gampang, ada orang yang mengirimi kita bunga 1 booked, bahkan 1 truk. Itu tidak akan membuat bahagia, karena bunga-bunga itu paling lama seminggu akan layu dan akan dibuang ke tempat sampah, tapi kalo ada orang yang mengirim bunga deposito Rp 10 juta per bulan di mana pokok depositonya boleh di ambil setelah menikah selama 1 tahun, maka hal itu (mungkin) akan membuat bahagia walaupun menyampaikannya hanya melalui SMS tanpa ada kalimat romantic apalagi yang puitis. Ini contoh SMSnya “sdh di TR bunga yg 10. I love You.” Kemungkinan besar, yang dikirim bunga deposito akan meniru Bintang a.k.a Bee di sitkom Tetangga Masa Gitu dengan mengatakan “Soooo Sweeetttt.”
[caption caption="foto dari static.solarmovie.com"]
Cinta yang happily ever after seperti di negeri dongeng adalah cinta yang selalu memaafkan.