Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips dan Trik Memilih Pembantu yang Rajin, Disiplin dan Betah Kerja

25 Juli 2015   13:57 Diperbarui: 4 April 2017   16:37 4926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Memanusiakan pembantu

Menteri adalah pembantu presiden, dan banyak orang ingin menjadi menteri tidak peduli apa latar belakangnya. Chairul Tanjung, salah satu orang terkaya di Indonesia yang kerajaan bisnisnya (bank Mega, Trans TV, Carefour dll) menggurita, masih mau jadi menteri presiden SBY. Menteri itu kan pembantu presiden, tetapi presiden tidak semena-mena ke menteri-menterinya. Begitu juga kita, tidak boleh semena-mena ke menteri (pembantu) di rumah. Biarpun pembantu kita ada salah satu dua kali, maafkan saja, jangan dimarahi berlebihan, mudah-mudahan pembantu tersebut betah kerja. Contoh paling gampang adalah menteri pertanian Suswono dari PKS yang berulang kali salah dan diduga terlibat berbagai korupsi di kementerian pertanian, tapi presiden SBY tidak pernah marah apalagi memecat menteri Suswono. Alhamdulillah, menteri Suswono betah sampai akhir periode cabinet SBY.

2. Gaji di atas gaji pasaran

Berikan bayaran (gaji) jauh di atas harga pasaran pekerja tersebut, jadi dia akan berpikir 2x, bahkan 5x jika mau berhenti kerja, karena akan sulit menemukan gaji sebesar itu dengan pekerjaan yang sama di tempat lain. Jika gaji pembantu tetangga Rp 1.000.000 per bulan, maka supaya kerja rajin dan betah, sebaiknya kita gaji pembantu kita Rp 2.000.000 per bulan. Besaran prosentase terserah masing-masing keluarga, mau lebih tinggi 20% monggo, mau lebih tinggi 50% monggo, mau lebih tinggi 100% monggo. Yang penting pembantu tersebut baik kerjanya, bukan yang gak bisa kerja tapi Cuma mengandalkan minak jinggo.

3. Ikutkan asuransi kesehatan atau sekolah/kursus tambahan

Gaji pembantu atau baby sitter yang saya tahu sebagian besar akan dikirim ke kampung halaman untuk membantu orang tua, untuk memperbaiki rumah, untuk biaya sekolah adik-adik atau biaya kesehatan keluarga di kampung. Pembantu tersebut nyaris tidak punya uang di tangan untuk jajan, itulah mengapa biasanya mereka pacaran dengan satpam, sopir atau tukang-tukang yang lewat rumah, paling tidak bisa dapat tambahan pulsa hasil transfer pulsa dari kangmas pacarnya.

Nah, supaya mba-mba pekerja pada senang dan merasa betah sayang kalo mau berhenti kerja, ikutkan saja mereka asuransi kesehatan sekaligus asuransi jiwa, jadi kalo sakit gak perlu keluar uang lagi dan saat pembantu berusia 60 tahun uang asuransi bisa diambil tunai sesuai paket yang diambil.

Ikutkan juga mba-mba pekerja yang belum punya ijazah SMP atau SMA program kejar paket B atau C, sehingga mereka akan punya ijazah setara SMA. Kalo mereka sudah berijazah setara SMA kan mereka bisa mendaftar jadi wakil rakyat di daerahnya, soalnya jadi wakil rakyat saat ini gak perlu pintar-pintar banget, dan ijazah sekolah juga gak perlu dari sekolah unggulan atau bonafid.

Itu 3 saran dari Saya yang sudah saya coba dan berhasil.

Teman saya juga sudah mencoba dan berhasil. Malah ada keluarga teman, yang pembantunya betah gak mau pulang ke rumah orang tuanya lagi karena dinikahi oleh salah seorang sepupunya yang kebetulan main ke rumah. Sepupunya teman Saya tersebut jatuh cinta ke mba pembantu teman saya karena pandangan pertama, saat ia bertamu, mba tersebut melayaninya dengan baik, disuguhi kopi dan teh, dibuatkan indo mie rebus lengkap dengan corned beef dan daun sawi, dipijitin lehernya yang pegel karena menyetir dalam keadaan macet.

Akhir kata, Saya teringat perkataan senior di kantor “Jangan mudah kesal dan marah ke pembantu rumah tangga, beritahu apa kesalahan mereka, sehingga mereka bisa tahu bagaimana yang benar, jika masih berbuat salah lagi, beritahu lagi, jika masih terus berbuat salah lagi, beritahu sekali lagi. Kalo sudah salah sampai 3x, kasih nilai mereka 7. Kalo salah mereka hanya 1x, kasih nilai mereka 9. Tingkat kelulusan kalo nilainya minimal B, yaitu 7. Kalo nilai sudah di bawah nilai kelulusan, saatnya mencari pembantu yang lain yang mungkin lebih baik.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun