[caption caption="foto dari metrotvnes.com"][/caption]
Berita duka dari tanah Papua, tentang terbakarnya masjid di Kabupaten TOLIKARA saat umat muslim menjalankan shalat Ied, menyentak umat muslim se-Indonesia. Tidak butuh waktu lama berita itu segera menjadi berita nasional, dibahas di media social dan menimbulkan reaksi beragam.
Ada orang yang tersulut emosinya dan pingin langsung pergi berjihad ke Papua seolah-olah di sana ada perang terhadap agama Islam.
Ada orang yang mecoba berpikir tenang dengan kepala dingin mencari tahu ada apa sebenarnya untuk kemudian mencari penyelesaian terbaik.
Ada orang yang sibuk menenangkan orang-orang yang tidak tenang agar situasi kondisi tetap kondusif sehingga tidak pecah kerusuhan berbau SARA seperti pernah terjadi di Ambon dan Poso.
Saya sendiri membaca judul berita tentang terbakarnya masjid tersebut di media online setelah sholat Ied, yang hampir berbarengan beritanya dengan pemboman pasar di Irak saat akhir Ramadhan menjelang hari raya Idul Fitri yang menewaskan sekitar 100 orang http://news.detik.com/internasional/2971087/bom-tewaskan-100-orang-di-irak-saat-rayakan-idul-fitri-isis-klaim-sebagai-pelaku , tapi saya tidak minat membaca berita-berita tersebut, bukan karena Saya menganggap berita tersebut HOAX yang ingin mengganggu hari raya umat muslim, tapi karena saya sedang terhipnotis lezatnya rendang, semur lidah, opor ayam, sambal goreng ati dan kentang masakan istri tercinta. Saking enaknya, Saya sampai tambah 2 piring, untung saja piringnya gak sampai ikutan saya makan, dan gak heran berat badan yang turun 3 kg selama puasa Ramadhan, langsung naik lagi 3 kg dalam sehari hari raya lebaran.
Terbakarnya masjid di kabupaten TOLIKARA adalah berita lebaran yang menyedihkan dan mengenaskan. Sebagai sesama muslim Saya merasa ikutan sedih dan saya mempercayakan kepada pemerintah untuk mengurus dan mengatasinya sehingga kejadian tersebut tidak ditumpangi oleh para penumpang gelap sehingga meluas menjadi kerusuhan berbau SARA dan mengakibatkan balas dendam di daerah lain yang tidak ada hubungannya dengan kejadian di kabupaten TOLIKARA PAPUA. Kepada pihak berwajib, segera temukan tersangka, tangkap, tahamnn dan adili atas perbuatan pidana yang dilakukan, hal ini penting untuk meredam emosi massa dan mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah.
Yang Saya mau bahas di sini, adalah lebaran yang berbahagia di TOLIKARA yang lain, yaitu di TOkyo, baLI, KAmpung dan udaRA
Saya melihat FB mba Weedy Koshino, ia merayakan lebaran bersama keluarga di Tokyo dan mereka tampak bahagia.
[caption caption="foto dari FB mba Weedy Koshino"]
Saya mendapat kabar via BBM dari mba Ifani, ia merayakan lebaran bersama keluarga di baLI, lanjut ke villanya yang asli di Sukabumi dan mereka tampak bahagia.