Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan Lebih Baik dari Jokowi?

4 Februari 2014   08:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membaca pernyataan kader partai Demokrat Ramadhan Pohan yang membandingkan Jokowi dengan capres peserta konvensi Partai Demokrat membuat saya dan teman-teman pecinta Jokowi, yang ingin Indonesia maju, bukan jalan di tempat bahkan mundur seperti sekarang ini, padahal 10 tahun dipimpin oleh Jenderal (yang tak pernah jadi KASAD atau Panglima TNI) Susilo Bambang Yudhoyono menjadi geram dan terinspirasi menurunkan tulisan ini.

Ramadhan pohan mengatakan "Bandingkan dengan Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan, Jokowi kalah komplet pengalaman dan kiprahnya. Dibandingkan Gita yang lebih muda dan pengalaman komplet di level nasional dan internasional. Apalagi dibandingkan dengan yang lebih senior, Pak Dahlan, makin terbenamlah Jokowi. Tak berdaya, seperti Jakarta dibenam banjir."

Atas kata-kata Ramadhan Pohan, saya dan teman-teman dari Pejaten jadi terlibat diskusi hangat. Kita ingin mengcounter kata-kata tersebut, supaya Ramadhan Pohan paham, dan tidak mengigau terlalu jauh sampai ngelantur, bahwa sesungguhnya Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, bahkan Ramadhan Pohan gak ada apa-apanya, gak juga seujung kuku jika dibandingkan dengan Pakde Kartono, eh salah, jika dibandingkan dengan Jokowi.

Berikut tanggapan teman-teman dari Pejaten atas pernyataan Ramadhan Pohan ;

1. Gatot
Gatot mengatakan "percuma Pohan koar-koar tentang Gita dan Dahlan, partai Demokrat untuk lolos presidential threshold sangat sulit, dapat 5% suara saja sudah bagus, kecuali Ruhut Sitompul ikut konvensi, mungkin perolehan suara Partai Demokrat akan sampai 20%, karena saudara-saudara Ruhut se Indonesia (mungkin) akan memilih partai Demokrat."

2. Jati
Jati mengatakan "bukannya banjir di Jakarta itu tanggung jawabnya pemerintah pusat? Istana negara kan di Jakarta? Jangan-jangan justru partai demokrat dan SBY yang akan tenggelam bersama banjir."

3. Dosmand
Dosmand mengatakan "Pohan ini omong apa sih? Memangnya bakal Gita dan Dahlan yang jadi capres partai demokrat? Bukannya nanti partai Demokrat akan koalisi dengan PAN, PKB dan PPP, dengan capres Rhoma Irama dan wapres SBY?"

4. Ellen
Ellen mengatakan "Pohan bicara seperti kumur-kumur, gak jelas. Sudah jelas Jokowi hebat, jadi walikota Solo 2 periode, periode kedua terpilih lebih dari 90% suara. Terpilih juga menjadi gubernur DKI Jakarta mengalahkan ahli jakarta Fauzi Bowo. Emang Gita dan Dahlan pernah jadi walikota? Pernah jadi gubernur? Jadi menteri koq seneng, menteri itu kan pembantu. Kalo senang jadi pembantu, ya silakan saja, saya no comment."

5. Marzuki
Marzuki mengatakan : "kalo gak mau kena banjir, jangan tinggal di Jakarta."

Melihat tanggapan teman-teman dari Pejaten, yang bagus-bagus, yang mungkin membuat telinga Pohan, Gita dan Dahlan merah, membuat saya ingin juga memberi tanggapan. Berikut tanggapan saya ;

6. Kartono (Anthony)
Saya mengatakan : "apa hebatnya Gita? Bikin iklan di kompasiana malah dikritik habis dan dimarah-marahin kompasianer. Apa hebatnya Dahlan? Mobil belum lulus uji kelayakan dan belum ada STNK, walau sudah diruwat oleh Ki Manteb, di test drive di jalan raya, harusnya kan cukup di sirkuit balap, malah ditabrakin ke tebing pula, kenapa gak ke jurang sekalian?

Nah, 6 pendapat atau tanggapan ini, mudah-mudahan membuka mata Pohan dan teman-teman lain, tentang siapa lebih hebat, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan atau Jokowi?

Selamat pagi Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun