Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dolly Ditutup, Jokowi Dirugikan

24 Juni 2014   15:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:21 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lokalisasi Dolly resmi ditutup oleh pemerintah kota Surabaya dibawah pimpinan walikota bu Risma Triharini (asal PDIP, sama seperti capres nomor urut 2 Jokowi). Ribuan PSK yang sebelumnya berkumpul di Dolly menunggu tamu pelanggan dari berbagai macam profesi (pejabat, PNS, pengusaha, guru, tukang becak, mahasiswa dll) dan jika terpilih oleh pelanggan selanjutnya akan main kuda-kudaan sampai sapi-sapian, mau gak mau harus survive mencari lokasi dan lokalisasi baru yang walikota/bupatinya tidak setegas bu Risma, sehingga tidak ditutup oleh pemerintah daerahnya.

Dari bisik-bisik beberapa pria hidung belang (you know who) yang sampai ke saya, setelah Dolly ditutup, PSK-PSK-nya banyak bermigrasi ke berbagai kota, baik di sekitar Jawa Timur, ke Jawa Tengah, Jawa Barat, maupun ke kota-kota lain di Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Papua.

Sebagai pemerhati masalah sosial, saya ingin sedikit menasehati kepada PSK yang bermigrasi ke daerah lain ini bahwa mereka harus izin baik-baik (kulo nuwun) ke penguasa lokasi atau lokalisasi setempat, supaya tidak terjadi gesekan dan masalah baru dengan kehadiran mereka.

Terkait penguasa lokal ini, sedikit informasi bisa saya bocorkan kepada PSK asal gang Dolly Surabaya ;

- Untuk wilayah Pasar Kembang di Yogyakarta, penguasanya adalah Jati Kumoro.

- Untuk wilayah Saritem Bandung, penguasanya adalah Djoel.

- Untuk wilayah sepanjang jalur pantura, dari Cikampek, Subang, Indramayu, Cirebon dan Brebes, penguasanya adalah Gatot Swandito.

- Untuk wilayah jalan Nusantara Makasar, penguasanya adalah Dosmand

- Untuk wilayah Danau Tempe Sanur, penguasanya adalah You know who.

Yang paling menderita kerugian dengan ditutupnya lokalisasi Dolly adalah kota Surabaya sendiri, karena Dolly sudah menjadi ikon kota Surabaya, sekarang Surabaya kehilangan ikon kota (landmark)nya. Sampai ada istilah 'Belum ke surabaya, jika belum ke Dolly.' LOL

Yang bikin saya kaget, seorang teman membisikan sesuatu ke saya. Ia mengatakan "Sebenarnya yang paling dirugikan dengan penutupan Dolly menjelang pilpres saat ini adalah PDIP pada umumnya dan Jokowi pada khususnya. PSK Dolly, keluarga dan pelanggannya adalah pemilih potensial Jokowi-JK yang merakyat, nah gang Dolly kan letaknya di tengah-tengah rakyat. Tapi karena lokasi mereka ditutup, mereka akan berpikiran bu Risma dan PDIP tidak mendukung prostitusi, sehingga kemungkinan Jokowi dan PDIP juga tidak mendukung prostitusi juga. Jadi kemungkinan besar suara mereka yang mendukung Dolly tetap buka, akan dialihkan ke capres lain, yang penting bukan dari PDIP, partai asal walikota Risma.

Selamat pagi Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun