Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Suami Nakal, Karaoke dan Pijat Plus-plus

11 November 2014   03:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:07 4330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalam, istri tercinta yang di usia matang manggis namun masih terlihat kinyis-kinyis sambil nyender di dadaku yang cukup bidang cerita banyak hal, diam-diam ia curhat tentang gosip yang lagi ramai di komplek, istilahnya curcol. Istriku cerita bahwa ada tetangga baru pindah ke komplek rumah kita, sepasang suami istri, suaminya sudah berumur, kira-kira usianya lebih dari 60 tahun, tetapi istrinya masih muda belia, kira-kira usianya belum sampai 25 tahun.

Terkait perbedaan umur suami istri tersebut, Istriku mengatakan "Mengapa istrinya memilih suami yang sudah seperti bapaknya, bahkan kakeknya sendiri?" Sambil becanda aku menjawab "Itulah kelebihan wanita, melihat pria bukan dari umurnya saja, tetapi lebih ke pribadinya."

Istriku lalu cerita saat suaminya kerja, si istri terlihat beberapa kali memasukan satpam komplek ke dalam rumah. Setiap 2 jam, satpam yang gagah-gagah dan muda-muda tersebut bergantian masuk ke rumahnya, dan baru berhenti sebelum suaminya pulang dari kantor sekitar jam 8 malam.

Ibu-ibu komplek pada gerah semua melihat hal ini, apalagi para pembantu dan baby sitter, karena satpam komplek itu beberapa punya hubungan khusus dengan mereka. Sempat beredar kabar, rumah tetangga baru itu akan didemo, bahkan digrebek, supaya jangan masukin satpam saat suaminya tak di rumah, kalo berani saat suaminya ada.

Lebih lengkapnya, ini bincang-bincang saya dan istri ;

P : kenapa mau pada demo? Emang satpam-satpam itu melakukan apa di rumah tetangga baru kita?

M : kita sih gak tahu apa yang dilakukan satpam dan istri tetangga baru itu, kita mau demo bahkan grebek, demi mencegah hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

P : siapa yang tidak menginginkan?

M : kita, ibu-ibu komplek, para pembantu dan baby sitter.

P : kalo istri tetangga dan satpam menginginkan bagaimana?

M : ya gpp. Silakan saja. Mereka kan sudah dewasa.

P : kalo biarkan saja, mengapa kalian mau mendemo mereka?

M : kita ingin mencegah, mumpung masih satpam yang main ke rumahnya, nanti kalo didiamkan, lama-lama suami-suami kita main ke rumahnya juga, gantian setiap 2 jam.

P : itu gak mungkin mah

M : kenapa gak mungkin pah? Tak ada yang tak mungkin di Indonesia. Fadli Zon dan Fahri Hamzah aja bisa jadi wakil ketua DPR RI. Jokowi saja bisa jadi presiden RI. Papa saja bisa jadi nominasi kompasianer the best in opinion.

P : papa paham betul sifat dan sikap bapak-bapak di komplek ini, kita semua punya prinsip.

M : prinsip apa pah? Koq aku gak paham

P : ini rahasia laki-laki mah

M : bocorin lah pah, kita menikah sudah puluhan tahun, tak ada rahasia di antara kita.

P : baiklah mah. Saya dan bapak-bapak lain punya prinsip yang sama, kalo mau nakal, jangan di komplek sendiri.

M : oo gitu pah. Trus kalo mau nakal di mana?

P : itu rahasia kita mah.

M : bocorin lah pah, kita menikah sudah puluhan tahun, tak ada rahasia di antara kita.

P : baiklah mah. Kalo saya sih gak pernah nakal. Kalo bapak-bapak lain, yang nakal, setahu saya suka main ke daerah kota, atau tempat-tempat lain di barat Jakarta.

M : nakalnya ngapain aja pah?

P : gak ah. Itu rahasia bapak-bapak mah.

M : bocorin lah pah, kita menikah sudah puluhan tahun, tak ada rahasia di antara kita

P : baiklah mah. Nakalnya bapak-bapak paling-paling karaoke plus-plus atau pijat plus-plus.

M : plus-plus itu apa pah

P : plus-plus itu service tambahan selain yang utama, misal kalo karaoke plus-plus, selain karaoke maka ada makan minumnya. Kalo pijat plus-plus, selain pijat maka ada berenang, sauna, steamboth, makan dan minum. Karena banyak plus-plus makanya biayanya jadi bengkak a.k.a mahal.

M : gak ada yang nakal dong berarti, semua masih normal. Kenapa tadi papa bilang nakal?

P : oo iya yah.. Gak ada yang nakal. Maaf aku tadi salah omong. Bapak-bapak komplek kita, sama kaya aku, gak pernah nakal.

M : Tetap gitu yah pah. Jangan nakal. Malu ama anak cucu.

P : iya donk mah. Papa udah bosan nakal waktu muda. Sekarang tinggal yang baik-baik saja. Dulu waktu muda, aku hobbynya pacaran. Waktu pacaran dengan mama, sebelum menikah, aku punya pacar lain sampai 5.

M : aku tahu pacar papa dulu banyak. Aku diam saja. Yang penting kan papa menikahnya hanya denganku.

P : karena cuma mama yang bikin aku klepek-klepek. Mama is the best of the best. Sejak kita menikah, semua hobby-hobby ku tinggalkan. Kini hobbyku hanya tinggal 2.

M : apa kedua hobby itu pah?

P : hobbyku saat ini hanya mencintai mama, dan bercinta dengan mama.

M : ohh papa. You are so sweet. Yuk kita bercinta.

P : yuk mah yuk..

Selamat malam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun