Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arti Tangisan Abraham Samad Saat Konferensi Pers

25 Januari 2015   02:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14221028161435337869

[caption id="attachment_393041" align="alignnone" width="600" caption="foto dari JPNN.com"][/caption]

Semalam saat menyaksikan konferensi pers yang dilakukan oleh KPK menyikapi penangkapan salah satu pimpinan KPK yaitu Bambang Widjojanto, saya tertegun di depan layar kaca melihat ketua KPK, pendekar hukum dari Makasar, sosok yang sangat saya kagumi keberaniannya karena sering mentersangkakan BIG FISH koruptor, yaitu ketua KPK Abraham Samad, dengan suara terbata-bata dan nada terisak (sepertinya menangis), Abraham Samad mengatakan "Semalam, saya sempat bersama dengan Pak BW. Pak BW cerita, dia sudah merasa akan jadi target, sama seperti saya. Pak Abraham, ini malam mungkin malam terakhir buat kita. Tapi, percayalah, bahwa kita di KPK, apa pun yang terjadi, kita tetap tegar."

Abraham Samad menangis adalah hal manusiawi, walaupun Abraham Samad adalah ketua KPK yang terkenal tegas, galak dan sangar ke calon koruptor dan koruptor.

Saya sendiri yang terkenal humoris, selalu bercanda di mana saja kapan saja, beberapa kali pernah menangis. Tapi saya menangisnya hanya menetes air mata beberapa butir saja, atau mata memerah berair, gak pernah menangis meraung-raung seperti mba Vita Sinaga a.k.a mba Horas saat liburan ke Eropa akhir tahun lalu, tapi oleh suami tercinta hanya diberi uang saku sebesar 100 Euro. Atau seperti mba Ifani yang menangis sesunggukan selama 3 jam, gara-gara minta dibelikan motor Harley Davidson ke suami biar bisa gaya-gayaan di jalanan di Bali, malah dibelikan sepeda mini dengan keranjang di depan. Kata suami mba Ifani agar kalo ke pasar lebih mudah bawa belanjaan.

Saya dan teman-teman sepermainan iseng-iseng membahas apa arti atau maksud tujuan tangisan seorang Abraham Samad. Apakah itu tangisan yang natural? atau tangisan ala-ala sinetron Indonesia.

Tanpa perlu lama-lama muter-muter gak karuan, karena kalo mainnya lama dan muter-muter itu bikin cape dan pusing, berikut adalah analisa dan analisis teman-teman sepermainan atas Tangisan Abraham Samad yang terlihat saat konferensi pers semalam :

1. Semalam, saya sempat bersama dengan Pak BW.

Abraham Samadteringat pertemuannya semalam dengan Bambang Widjojanto. Entah di mana mereka bertemu, tidak dijelaskan secara detail oleh AS. Apakah di kantor KPK? di Kafe? di karaoke? di apartement mewah? yang pasti semalamnya mereka bersama, dan malam itu saat konferensi pers mereka tidak bersama lagi, Abraham Samad di kantor KPK, Bambang Widjojanto di kantor Bareskrim, yang pasti suasana hati BW deg-degan bin stress membayangkan dinginnya lantai dan dinding penjara, jika penyidik bareskrim memutuskan melakukan penahanan. Abraham Samad mungkin menangis karena kasihan membayangkan jika sampai koleganya ditahan bareskrim. Sekarang mungkin ia bisa mengerti bagaimana perasaan keluarga tersangka korupsi yang ditahan KPK.

2. Pak BW cerita, dia sudah merasa akan jadi target, sama seperti saya

Abraham Samadmungkinmenangis membayangkan dirinya dan BW menjadi target. Tidak dijelaskan secara detail oleh AS, target apa yang dimaksud. Apakah target proses hukum oleh mabes polri atau kejaksaan agung? apakah target gosip oleh media infotainment? ataukah target pembunuhan oleh pembunuh berencana atas order pihak-pihak yang mempunyai dendam pribadi kepada keduanya? ataukah target untuk dijadikan pacar atau suami oleh gadis kinyis-kinyis dan wanita matang manggis, misalnya putri Indonesia, artis sinetron, foto model atau sekretaris kantor.

3. ini malam mungkin malam terakhir buat kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun