Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesona Pria Paruh Baya (Om-om, Gadun) di Mata Gadis Belia Kinyis-kinyis

23 Februari 2015   14:10 Diperbarui: 4 April 2017   16:54 2961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak jaman belanda, jaman kemerdekaan, jaman orde lama, orde baru, orde reformasi sampai orde kerja-kerja-kerja yang dimulai oleh Jokowi-Ahok, fenomena pria paruh baya (om-om, gadun) menjalin hubungan dengan gadis belia selalu ada dan menjadi momok menakutkan bagi orang tua yang punya anak gadis, istri dari pria paruh baya tersebut dan anak-anak dari pria paruh baya tersebut.

Dulu, segenggam emas, kau pinang aku...

Dulu, bersumpah janji, di depan saksi... wow wow...

Loh.. Gara-gara ketik kata "dulu", koq Saya malah nyambung ke lirik lagu "Hati Yang Luka" dari Betharia Sonata yang hits beberapa waktu lalu? mohon dimaafkan yah rekan-rekan.

Dulu, seorang gadis belia masih malu-malu kucing jika jalan berduaan a.k.a pacaran dengan pria paruh baya (om-om), apalagi kalo sambil pegangan tangan, pelukan dan ciuman dengan om-om di tempat umum, misal di mall, bioskop, restoran dll. Makanya pasangan ini jarang janjian bertemu di tempat umum, lebih senang ke tempat tertutup atau yang leboih private, seperti hotel atau villa.

Sekarang, seorang gadis belia sudah gak malu-malu lagi jalan berduaan a.k.a pacaran dengan pria paruh baya (om-om). Beberapa gadis belia bahkan terlihat aktif menggandeng tangan, menggelayut manja, cipika cipiki sampai cium bibir dengan pria paruh baya (om-om) tersebut.

Fenomena ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya akibat modernisasi dan arus informasi dari dunia Barat ke dunia Timur yang deras, sehingga hal-hal yang sebelumnya dianggap tabu, kini dianggap biasa. Dan jika ada yang menganggap tabu, orang tersebut akan dikatakan ketinggalan jaman a.k.a kolot.

Faktor penyebab lainnya, yang gak bisa dipungkiri adalah karena pria paruh baya (om-om, gadun) mempunyai banyak pesona yang membuat banyak gadis belia terpesona. Tidak heran sampai seorang putri Indonesia rela hanya makan siang dengan gado-gado demi bersama pria paruh baya penuh kharisma bernama Abraham Samad. Dari dunia infotainment, kabar terbaru adalah pernikahan Mark Sungkar dengan gadis belia bernama Santi Asoka Mala yang lebih muda usianya dari anak Mark Sungkar, yaitu Shireen Sungkar.

[caption id="attachment_398706" align="aligncenter" width="224" caption="Foto dari detik.com"][/caption]

Berikut pesona pria paruh baya (om-om) secara umum di mata gadis belia nan kinyis-kinyis, sehingga mereka terpesona:

1. Pria paruh baya (om-om) sangat perhatian, mengayomi dan memanjakan, seperti seorang bapak ke anak tunggalnya.

Walaupun om-om ini sibuk urusan kantor, banyak juga urusan rumah, sejauh pengamatan saya ke teman-teman saya yang masuk kualifikasi om-om, masih sempat saja memanjakan pacarnya yang gadis belia nan kinyis-kinyis.

Om-om ini sangat perhatian sekali, melebihi orang tua kandung gadis belia tersebut, ia memberikan uang jajan yang lebih dari cukup, membelikan HP terbaru, menyewakan apartemen di tengah kota, mengkreditkan city car supaya gadisnya tidak susah naik bis atau angkot, mengoleh-olehkan baju dan tas dari perjalanan dinas ke luar negeri, sampai menghafalkan jadwal menstruasi bulanan.

Gadis belia mana yang tidak terbuai oleh perhatian pria paruh baya yang menyayanginya melebihi papa kandungnya di rumah, yang kadang bikin sebel karena lebih perhatian ke anak tetangga daripada anaknya sendiri?

2. Pria paruh baya mapan secara ekonomi

Perjalanan karier seorang pria mencapai puncaknya di atas usia 40-an. Jika PNS, biasanya jabatan eselon 2 dan 1, yang akan dicapai saat usia 40-an dengan pangkat minimal IV B, hal ini pas jika dihitung sejak masuk PNS golongan III A di usia 25 tahun.

Jika swasta, maka jabatan direktur dan kepala cabang adalah jabatan tertinggi, biasanya dicapai oleh pegawai karier juga saat usia 40-an. Kecuali untuk anak pemilik perusahaan, usia 20-an tahun juga sudah bisa jadi direktur atau kepala cabang.

Terkait hal ini, ada testimoni menarik dari adik angkat saya, seorang model FHM yang ingin cepat-cepat menikah (bila perlu tanpa pacaran) dan hidup berkecukupan, ia mengatakan, "Daripada aku menikah dengan pegawai muda dengan masa depan cerah, mending aku menikah dengan bossnya yang masa sekarang cerah. Daripada aku menikah dengan anak konglomerat atau orang kaya yang akan mendapat warisan sangat banyak, mending aku menikah dengan papanya yang jelas-jelas banyak hartanya."

3. Pria paruh baya tidak mementingkan diri sendiri (egois)

Dalam hubungan pacaran, dan juga pernikahan, sangat disarankan terjadi take and give. Nah, pria paruh baya paham sekali akan hal-hal ini, karena mereka sudah 'take' dari gadis belianya, maka tanpa diminta, mereka akan 'give' kepada gadis belianya.

Saking pengertiannya, 'give'nya ini melebihi ekspetasi gadis belia tersebut. Misal, saat pikiran pingin liburan ke Bali atau Bunaken, pria paruh baya malah mengajak ke Maldives. Ini kan a very big surprise. Gimana gak makin sayang kalo diperlakukan seperti ini terus?

Misalnya lagi, di saat pikiran pingin minta motor matic biar bebas macet dan tidak telat ke kampus, pria paruh baya malah membelikan apartemen dekat kampus, sekalian tempat ia transit saat dinas luar siang hari, dan sesekali pingin makan gado-gado bareng gadisnya tersebut.

Karena keterbatasan tempat, cukup 3 dulu pesona dari pria paruh baya yang saya bahas di sini, lain kali saya bahas pesona-pesona paruh baya lainnya yang jumlahnya puluhan.

Ada pertanyaan menarik dari sahabat saya di Pejaten. Ia bertanya, "Kalo pria paruh baya banyak jalan dengan gadis belia? Lalu bagaimana dengan  pria muda a.k.a brondong? Persaingan mendapatkan gadis belia akan semakin ketat, apakah ia harus jalan dengan wanita paruh baya?"

Atas pertanyaan yang sulit tersebut, yang perlu survey untuk menjawabnya, saya menjawab ringan, "Kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri. Lihat saja Melinda Dee, ia menikah siri dengan pria muda bernama Andhika Gumilang. Nunung Srimulat, beberapa kali menikah dengan brondong, dari yang selisih umur 8 tahun, 12 tahun sampai 21 tahun. Dll"

Masih penasaran, sahabat saya di Pejaten tersebut bertanya lagi, "Kenapa wanita paruh baya bernama Mak Lampir tidak pacaran dan menikah dengan pria muda (brondong)?" Sebelum menjawab pertanyaan kritis sahabat tersebut, saya tertawa ngakak wkwkwk, saya mengatakan, "Emang kamu mau dengan mak lampir? Aku kasih Rp 100 juta, kamu belum tentu mau, iya kan?"

Sahabat saya mengatakan, "Iya sih. Tapi kalo kamu kasih Rp 1 miliar, aku pikir-pikir deh."

Selamat pagi Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun