[caption id="attachment_182381" align="aligncenter" width="640" caption="opsi dilematis"][/caption]
Dunia sedang dihebohkan oleh sebuah wabah 4 tahunan. Wabah itupun tak ayal juga melanda tanah air, bukan hanya dikota-kota besar tapi hingga kepelosok-pelosok desa tak luput dari terjangan wabah Piala Eropa itu.
Demam Piala Eropa itu menimbulkan dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positifnya antara lain usaha konveksi mendapat orderan membuat kostum klub sepak bola Eropa naik hingga 500%. Negatifnya, ibu-ibu rumah tangga mengeluh lantaran belanja dapurnya terpaksa terpangkas untuk memenuhi rengekan anaknya yang minta dibelikan kostum klub kesayangannya.
Banyak rumah tangga goncang karena terkena imbasnya lindhu piala eropa. Biasanya karena suaminya lebih mementingkan nonton bola daripada memikirkan rumah tangganya. Hal itupun melanda sebuah keluarga yang baru saja mengadakan perhelatan menikahkan anaknya, hampir saja berantakan karena menantunya ngambeg dilarang nonton bola.
Pada suatu malam disebuah rumah yang baru seminggu lalu mengadakan hajatan nampak sepi. Disana sini perkakas masih berantakan belum diberesi. Diruang depan bertengger televisi 72 inci lengkap dengan home theaternya. Kamar sang pengantinpun sunyi meskipun ada suara bisikan-bisikan, tidak terdengar jelas dari luar. Kamar sang mertuapun senyap mungkin karena kelelahan selama seminggu menerima dan melayani tamu.
Pukul 22.38 dikamar Pak Saptimin sedang mindhik-mindhik mau keluar dari kamar, tiba-tiba...............dikejutkan teriakan isterinya yang dikira sudah tertidur lelap. “ Hayo mau kemana, mau nonton ya “ bentak Bu Saptimin pada suaminya yang memang pecandu bola itu. Isterinya sudah punya firasat kurang baik sejak suaminya Pak Saptimin merengek minta diizinkan beli TV LCD 72 inci dengan alasan malu jika ada tamu ketika hajatan nanti. Padahal hanya ingin merasakan nikmatnya nonton klub kesayangannya seperti nonton langsung dilapangan. Maklum selain ukurannya besar TV nya HDTV juga dilengkapi fitur 3 dimensi, bolanya seperti keluar dari TV, pokoknya mantablah. ” Sssssttt....” Pak Saptimin sambil memberi isarat ke isterinya dengan menempelkan jari telunjuk kanannya nya kebibir sedangkan tangan kirinya memegang kacamata 3 dimensi yang sudah dipersiapkan sebelumnya, takut keduluan menantunya, maklum menantunya juga penggila bola. “ Coba dengar dikamar anak kita, sepertinya ada sesuatu, kayaknya mereka bertengkar” “Ah sudah, hayo tidur , kayak nggak pernah jadi penganten baru saja”
Dikamar tidur anaknya itupun memang sedang terjadi pertengkaran kecil antara suami isteri Joko dan Indri. “ Sebentar kok dik nggak sampe dua jam, nanti habis nonton kan saya balik lagi” “ Nonton bola besok-besok kan masih bisa Mas, masak malam indah begini mau Mas sia-siakan” “ Masalahnya ini kan 4 tahun sekali dik dan malam ini yang main klub kesayangan saya” “ Ya sudahlah, sana kalau maksa mau nonton, tapi pintu kamar saya kunci, kamu tidur dikamar depan saja sambil nonton ”
Dari luar kamar Pak Saptimin mendengar pertengkaran anak dan menantunya akhirnya disuruhnya mereka berdua keluar dari kamar tidur. “Ehem..ehem, Joko, Indri coba kalian keluar dulu Bapak mau ngomong sebentar” “ Ya Pak” jawab Joko sambil membuka pintu kamar diikuti isterinya Indri
“Apa yang kamu pertengkarkan malam-malam begini, malu didengar tetangga, pengantin baru kok bertengkar” kata pak Saptimin padaanak dan menantunya. “ Itu Pak, Mas Joko katanya mau nonton bola, saya bilang kan bisa besok lain waktu kalau mau nonton bola , apa harus malam ini”ujar Indri pada Bapaknya “ Kalau besok nonton ulangan tentu beda dengan nonton siaran langsung, apalagi malam ini yang main klub idola saya Pak”timpal Joko
Pak Saptimin bingung juga mencari pemecahannya. Kalau menantunya dilarang nonton apa rasanya. Masalahnya Pak Saptimin sendiri gila berat kalau dengan yang namanya bola. Jika dibiarkan nonton bola dia kan penganten baru bagaimana dengan isterinya. Dilematis.
“Kamu, Joko menonton bola itu yang kamu tonton apanya, apa pemainnya, apa teknik permainannya, atau apanya” tanya sang mertua pada menantunya “ Saya Pak” jawab Joko agak tergagap sambil melirik isterinya. “Bapak akan mencarikan solusi jalan tengahnya, agar hobimu terpenuhi tapi isterimupun tetap kamu layani” “ Ya Pak terimakasih kalau Bapak bisa mencarikan jalan keluarnya” “Baik Joko, Bapak tanya pada kamu, sebetulnya kenikmatan apa yang kamu dapat ketika kamu nonton bola” “Anu Pak, saya sebetulnya nonton bola yang paling suka itu hanya kalau pas gol itu Pak”
“Oooo..baik kalau begitu berarti Bapak sudah dapat mencarikan solusi yang adil istilahnya win win solution”
“Apa itu Pak win-win”
“Artinya kesukaanmu terpenuhi, isterimupun nggak kamu biarkan” “ Jadi selanjutnya bagaimana Pak” “Kamu nonton bola itu senangnya kan kalau pas gol to sambil berteriak-teriak kegirangan” “Betul Pak” “Sekarang kalian kembali kekamar” “Lha saya nontonnya kapan Pak” “Biar Bapak yang nonton, nanti kalau pas gol........kamu saya panggil, sip...to”
Pak Saptimin ngeloyor meninggalkan mereka berdua sambil menuju ruang depan yang sudah ditunggu oleh tv LCD 72 inci lengkap dengan sound systemnya. Di meja sudah tersedia kopi dan rokok dan cemilan. Dan didinding sebelah kanan ada poster klub sepak bola LIVERPOOL.
GOOOOOAAALLLL !!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI